Sibghatullah, Atau Pembaptisan Dengan Roh Kudus Dan Api?
Salah satu dari sedikit fenomena keagamaan yang belum mampu saya jelaskan adalah: Mengapa kaum Saba'i (Sabian) yang terkenal dan begitu berkuasa diJazirah Arabia dan Mesopotamia tidak memeluk agama Kristen, seandainya Yohanes telah benar-benar dan secara terbuka menyatakan bahwa Yesus adalah nabi “yang lebih kuat” dari dirinya, dan Yesus adalah mesias yangmana untuk membuka tali sepatunya saja pun membuat Yohanes merasa tidak pantas? Seandainya, Yesus adalah nabi “yang akan datang” yang akan membaptis dengan Roh Kudus dan Api, lantas mengapa Yesus tidak memberantas pemberhalaan disemua tanah yang dijanjikan dan menegakkan Kerajaan Tuhan dengan kekuatan dan api ?
Sama sekali tidak dapat dipahami kalau murid-murid dan orang-orang yang percaya pada misi ilahiah dari Yohanes justru tidak mengikuti Yesus, padahal Yesus telah diajukan sebagai tuan dan pemimpin oleh Yohanes. Para pengikut Yohanes mungkin telah memaafkan atas penolakan mereka untuk memasuki Gereja Kristen jika Yesus sudah datang, katakanlah, satu abad lebih belakangan dari Yohanes, tetapi untunglah tidak seperti itu yang terjadi. Mereka berdua sebaya dan lahir di tahun yang sama. Mereka berdua membaptis dengan air untuk pertobatan, dan mempersiapkan para pemeluk barunya yang bertobat untuk Kerajaan Allah yang sedang mendekat namun tidak ditegakkan dimasa mereka.
Kaum Saba'i, kaum “Pencelup” atau “Pembaptis” adalah pengikut setia Yohanes. Mereka mungkin saja telah jatuh ke dalam kesalahan dan tahayul, tetapi mereka tahu benar bahwa bukan Yesus yang dimaksud dalam nubuat.
Bangsa Harran di Syria adalah bukan – sebagaimana yang dikira – sisa dari kaum Saba'i lama. Ditanah-tanah yang dijanjikan hanya ada 3 agama non-Islam yang diakui dan ditolerir oleh al-Qur'an yakni Yahudi, Kristen, dan Sabianisme. Dinyatakan bahwa kaum Saba'i lama, dan karenanya, mereka dibolehkan untuk menjalankan agama mereka tanpa gangguan dari pemerintah Turki.
Konsep Kristen tentang Roh Kudus sama sekali berbeda dengan konsep Islam dan Yahudi. Roh Kudus bukanlah oknum Tuhan yang memiliki sifat dan fungsi Ilahi. Kepercayaan Kristen bahwa Roh Kudus adalah oknum Tuhan ketiga, turun dari Surga atas perintah Pendeta – dalam penyelenggaraan Sakramen hariannya – untuk mentasbihkan unsur-unsurnya dan mengubah hakikat dan kualitas mereka menjadi beberapa unsur supranatural adalah sangat menjijikkan bagi agama monoteisme, baik Islam ataupun Yahudi.
Tidak ada yang lebih mengejutkan perasaan Muslim daripada kepercayaan bahwa Roh Kudus – selalu dalam intervensi seorang Pendeta – mengubah air pembaptisan menjadi darah Tuhan yang disalib dan menghapuskan apa yang disebut dosa asal, atau kepercayaan bahwa perbuatan sihir atas unsur-unsur material Ekaristi mengubah mereka menjadi darah dan tubuh Tuhan yang menjelma. Kepercayaan-kepercayaan ini benar-benar bertentangan dengan ajaran Perjanjian Lama dan merupakan pemalsuan ajaran Yesus dan Yohanes yang sebenarnya.
Penegasan Kristen bahwa Roh Kudus melalui mantera-mantera seorang pendeta mengisi individu-individu tertentu dan mensucikan mereka, tetapi tidak menjamin ketidaktercelaan dan ketidaktahuan mereka, adalah tidak berarti.
Konon Hananya (Ananias) dan istrinya Safira dibaptis, maksudnya diisi Roh Kudus. Karena itu mereka diilhami oleh oknum Tuhan yang ketiga untuk menjual lahan mereka dan meletakkan uang pembeliannya secara kontan dikaki rasul Petrus, tetapi pada saat yang sama dibujuk oleh Iblis untuk menyembunyikan sebagian uangnya. Konsekuensinya adalah bahwa pasangan komunis yang sial ini ditemukan mati secara aneh (Kisah pasal 5).
Renungkanlah keyakinan bahwa oknum ketiga dari Trinitas turun pada manusia, mensucikan mereka, dan kemudian membolehkan mereka jatuh kedalam kesalahan, kemunafikan, dan ateisme, dan membiarkan mereka melakukan peperangan dan pembantaian secara kejam. Mungkinkah ini terjadi? Mampukah Iblis menggoda seorang manusia yang diisi dan dijaga oleh Roh Kudus dan mengubahnya menjadi orang yang kerasukan? Al-Qur'an sangat mengesankan dalam hal ini. Allah berkata kepada Iblis:
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” (QS al-Hijr 15:42)
Kita tidak bisa mempercayai, bahkan tidak bisa membayangkan walau sesaat, bahwa seorang hamba Tuhan yang shaleh yang telah menerima roh penyucian dapat jatuh kedalam perbuatan dosa yang membuat kebinasaan dineraka. Tidak! Seorang manusia suci, sepanjang ia masih ada didunia materi ini akan terus berjuang melawan dosa dan kejahatan. Ia bisa saja jatuh, namun ia akan bangkit lagi dan tidak akan pernah ditinggalkan oleh roh suci yang menjaganya.
Sebenarnya umat Kristen tidak memiliki konsep yang pasti dan benar mengenai Roh Kudus yang mengisi seorang Kristen yang dibaptis. Seandainya ia adalah Tuhan, maka betapa beraninya Iblis mendekat untuk menggoda orang yang dibaptis dan malah ditantangi oleh Iblis? Dan disamping itu yang lebih serius lagi adalah: Bagaimana mungkin Iblis dapat mengusir Roh Kudus (yang adalah Tuhan seperti keyakinan Kristen) dan menempatkan diri didalam hati seseorang yang telah dibaptis?
Dilain pihak, jika Roh Kudus adalah malaikat Jibril atau malaikat lainnya, maka Gereja-gereja Kristen mengembara dalam ketahayulan, karena seorang malaikat tidak hadir dimana-mana. Jika Roh yang mensucikan dan mengisi seorang Kristen yang dibaptis adalah Tuhan sendiri (sebagaimana dogma Trinitas), maka semua orang Kristen yang dibaptis akan mengklaim diri mereka sebagai Tuhan atau yang dituhankan ?
Ada lagi konsep Protestan mengenai Roh Kudus yang mengisi hati orang-orang yang dengan kegembiraan dan ekstasi yang paling tinggi selama khotbah yang berkobar-kobar dari seorang tukang pidato yang bodoh ataupun tidak berpengetahuan tinggi, mempercayai diri mereka sebagai “terlahir baru”, namun banyak diantara mereka akhirnya tergelincir kembali ke lembah dosa?
Sekarang, sebelum saya menjelaskan tentang pembaptisan secara spiritual dan berapi-api, saya ingin menyatakan dan mengakui bahwa terdapat banyak orang shaleh diantara kaum Yahudi dan Kristen. Karena, betapapun pandangan dan keyakinan mereka berbeda dengan kita, mereka mencintai Tuhan dan berbuat baik dalam nama-Nya. Hanya saja konsep Kristen tentang Tuhan adalah suatu definisi yang keliru tentang Tuhan sejati yang seharunya mereka imani.
Pembaptisan dengan Roh Kudus dan Api yang dilakukan Muhammad dijelaskan kepada kita melalui wahyu Tuhan:
“Shibghah (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.” (QS Al-Baqoroh 2:138)
Para ahli tafsir Muslim secara tepat memahami kata “Shibghah”, tidak dalam arti harfiahnya yakni “celupan”, tetapi dalam arti spiritual dan metaforisnya yakni “agama”. Ayat al-Qur'an ini menghapus dan membatalkan agama-agama “Sab'utha” dan “Ma'muditha” atau “Saba'i” dan Nashoro (Nasrani/Kristen).
“Shibghatullah” adalah pembaptisan agama Allah, tidak dengan air, melainkan dengan Roh Kudus dan Api!.
Lebih dari 16 Dewan Gereja telah diperintahkan untuk menetapkan agama Kristen. Hanya untuk diketahui oleh Sinode (Muktamar Gereja) Vatikan dalam abad 19 bahwa misteri “ infallibility ”[1] dan “ Immaculate Conception ”[2] adalah dua dari dogma-dogma pokok, yang mana keduanya tidak dikenal oleh Petrus dan Maria. Keyakinan atau agama apapun yang bergantung pada pertimbangan mendalam dalam Sinode-sinode umum adalah palsu dan buatan manusia.
Agama Islam adalah keimanan pada satu Allah dan penyerahan diri secara mutlak kepada-Nya. Islam adalah agama penyucian dan pencerahan, dan benteng pertahanan yang tidak dapat ditumbangkan oleh kemusyrikan.. Mari kita mengembangkan poin-poin pembahasan ini secara lebih jauh.
Pembaptisan spiritual adalah pekerjaan langsung Tuhan sendiri. Sebagaimana tukang cuci yang mencuci pakaian dengan air, sebagaimana dengan tukang celup wol dengan bahan pewarna untuk memberinya warna biru, dan sebagaimana seorang pembaptis menghapuskan dosa-dosa masa lalu dari orang beriman yang benar-benar bertobat, begitu pula Tuhan membaptis, bukan dengan tubuh, melainkan roh dan jiwa orang yang dengan kasih sayang diarahkan dan dibimbing-Nya kepada agama Islam yang suci. Inilah “Shibghatullah, pembaptisan Allah, yang membuat seseorang mulia untuk menjadi warga Kerajaan Allah.
Ketika Malaikat Jibril menyampaikan firman Tuhan untuk pertama kalinya kepada Muhammad, ia (Muhammad) diberi karunia kenabian. Roh nya disucikan dan diagungkan sampai derajat sedemikian rupa sehingga ia juga disucikan.
--------------------------------------------------------------------------------
Catatan Kaki
[1] Infallibility artinya keadaan tidak dapat berbuat kesalahan.
[2] Immaculate Conception adalah doktrin agama Kristen Katholik yang mengatakan bahwa perawan Maria mengandung tanpa digauli oleh laki-laki.
Sumber:
"Menguak Misteri Muhammad SAW", Benjamin Keldani, Sahara Publisher, Edisi Khusus Cetakan kesebelas Mei 2006
0 komentar: