Eric Abidal: Islam Menjadi Penyemangat
Dia memeluk Islam dengan keyakinan penuh. Prestasinya di lapangan hijau pun semakin mengkilat.
Islam memberi inspirasi kepada setiap orang. Agama yang diturunkan kepada seluruh umat manusia ini memberikan tempat terbaik kepada siapa saja yang berusaha dan bekerja keras untuk mencapai prestasi dalam bidang yang diminatinya.
Tidak terkecuali dengan pesepakbola Eric Abidal. Pencinta bola pasti sangat kenal dengan palang pintu tim nasional Prancis ini yang sekarang merumput di Barcelona.
Dia termasuk barisan belakang yang sulit untuk dilewati oleh penyerang lawan. Keahliannya memotong bola lawan yang mengancam gawangnya merupakan kelebihan tersendiri. Eric juga sangat kuat dalam memenangkan duel di udara.
Ia, yang lahir pada 11 Juli 1979 di Lyon, Prancis, sebelumnya seorang pemeluk agama Katolik. Namun setelah menikah dengan wanita Aljazair, dia memeluk agama Islam dengan tambahan nama Islam Bilal, sehingga panjangnya Eric Bilal Abidal.
Sebenarnya, sejak memeluk Islam, Eric Abidal menjadi muslim yang taat, tidak pernah melupakan shalat. Apalagi di Nou Camp, markas Barcelona, ada beberapa pemain yang juga beragama Islam, yakni Seydou Keita, Yaya Toure, dan Thierry Henry. Namun, ketika Ramadhan tiba, karena jadwal kompetisi yang amat padat, mereka pun memutuskan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di luar bulan Ramadhan.
Eric Abidal memulai karier profesionalnya bersama AS Monaco, 16 September 2000, dia 22 kali tampil bersama skuad utama Monaco. Setelah itu dia pindah ke Lille OSC. Di klub inilah dia bereuni dengan mantan pelatihnya, Claude Puel, dan 62 kali membela Lille.
Di akhir tahun 2004, dia kembali asalnya, bergabung dengan Lyonnais, julukan untuk klub Lyon. Dia meraih dua gelar Ligue 1 berturut-turut selama dua musim. Selama kariernya di Prancis, dia dikenal sebagai salah satu bek terbaik di Ligue 1.
Di Lyon, dia bermain bersama kiper Gregory Coupet, Francois Clerc, dan Anthony Reveillere, dan dua pemain Brazil, Cris dan Cacapa.
Pada 30 Juni 2007, Eric Abidal pindah ke Barcelona dengan nilai transfer 15 juta euro, setelah menyatakan dirinya tidak akan berlatih jika dia tidak diizinkan pindah ke Barca. Di Nou Camp, dia menggunakan nomor punggung 22, pasalnya nomor 20, yang dia kenakan di Lyon, telah dipakai oleh pemain Barcelona asal Portugal, Deco, yang kini telah pindah membela Chelsea.
Sejak itu, Eric Abidal menjadi pemain pilar Barca. Presiden Barcelona Joan Laporta menyatakan, kontrak Eric Abidal bernilai 90 juta euro, dengan klausul pelepasannya, dan Lyon akan menuai bonus sebesar 500.000 euro, jika Barca menuai gelar Liga Champions, untuk empat tahun ke depan. Dan itu terjadi di tahun 2008 setelah mengalahkan Manchester United di Roma.
Muslim yang Taat
Muslim yang Taat
Eric menyatakan, ia memeluk Islam dengan keyakinan penuh. Jauh sebelum menikah, ia telah jatuh hati kepada ajaran Islam, yang menurutnya sangat inspiratif dan menjadi motivator baginya dalam berkarier sebagai pemain bola.
Mungkin Eric banyak belajar dari kehidupan teman-temannya yang beragama Islam, seperti Zidane, Anelka, dan Henry, yang karier mereka mantap dengan tuntunan moral yang tegas dan bersih dalam Islam. Bahwa kemudian Eric jatuh hati kepada seorang muslimah, itu membuat jalan hidupnya semakin mantap untuk memeluk Islam.
Semangat beragama yang menyala-nyala pada dirinya telah menular pada kinerja dan kiprahnya di sepakbola. Kalau masuk waktu shalat, biasanya Eric bergegas untuk menunaikan ibadah wajib itu. Di tengah latihan-latihan yang berat sebelum pertandingan di La Liga atau jadwal pertandingan Liga Champions, Eric Abidal meminta izin untuk mendirikan shalat. Dia dengan rajin selalu membawa perlengkapan shalat dalam tasnya dan tidak ketinggalan sebuah Al-Quran dengan terjemahan bahasa Prancis.
Begitulah seharusnya seorang muslim: patuh kepada Tuhannya dan berprestasi di bidangnya. Bill
0 komentar: