Recent Posts

Minggu, 19 Juni 2011

0 komentar

Sebut Burqa Sebagai Alien, Menteri Australia Buka Perdebatan Baru

PERTH – Oposisi federal  telah mendukung komentar-komentar kontroversial seorang menteri Australia Barat tentang burqa, mengatakan bahwa pakaian tersebut bertentangan dengan kebudayaan Australia dan tidak seharusnya dikenakan.

Menteri Urusan Wanita Australia Barat, Robyn McSweeney memicu perdebatan panas ketika ia berbicara menentang burqa akhir pekan ini, melabeli burqa sebagai "alien" untuk gaya hidup Australia. "Saya mengatakan bahwa merupakan hal yang bertentangan ketika wajah seseorang tidak ditunjukkan dan saya secara pribadi berpikir bahwa mereka kemungkinan ditindas," McSweeney mengatakan kepada kantor berita The Australian kemarin. "Saya hanya akan merasa senang jika mereka memiliki kebebasan untuk menunjukkan wajah mereka."

Menteri perlementer oposisi untuk status wanita Michaelia Cash, telah memberikan dukungannya untuk komentar tersebut, mengatakan bahwa burqa tidak ada hubungannya dengan agama karena Islam hanya menetapkan kesopanan, bukan pemakaian sebuah penutup wajah. Ia mengatakan bahwa pakaian tersebut menghilangkan identitas wanita mereka dan mengisolasi mereka dari masyarakat. "Tidak konsisten dengan kebudayaan dan nilai-nilai kita dan saya sejujurnya percaya bahwa para wanita tidak seharusnya melakukan hal tersebtu," ia mengatakan.

Kedua senator tersebut, Cash dan McSweeney mengatakan bahwa mereka tidak mendukung legislasi untuk melarang burqa namun ingin Australia memiliki sebuah dialog tentang apakah pakaian tersebut harus dikenakan.

Menteri untuk Status Wanita Kate Ellis mengatakan bahwa pemerintah tidak mempertimbangkan sebuah pelarangan burqa dan ada pandangan-pandangan yang membedakan tentang penutupan. Ia mengatakan bahwa pandangannya adalah pemerintah seharusnya mendukung sebuah pilihan setiap orang di dalam berpakaian dan mendorong pemahaman keberagaman.

Menteri Queensland urusan perempuan, Karen Struthers mengatakan bahwa warga Australia menghormati tradisi kebudayaan "selama tidak ada orang yang terluka". Menteri Australia Selatan untuk Status Wanita Gail Gago mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mempengaruhi sebuah pilihan seorang wanita Muslim jika keputusan tersebut dibuat dengan kebebasan.

Juru bicara kepentingan wanita oposisi Australia Barat Sue Ellery mengklaim bahwa McSweeney beramain-main dalam kartu perlombaan. Juru bicara urusan wanita Victoria, Jill Hennessy menuduh Sweeney ikut campur dalam "politik peluit anjing."

Sementara itu, senator Liberal Cory Bernardi memperbarui seruannya untuk sebuah pelarangan burqa karena bahan pakaian tersebut adalah sebuah ancaman keamanan dan membatasi interaksi sosial. Baru-baru ini di Eropa untuk mengawasi undang-undang anti-Burqa Perancis – yang di bawah UU tersebut para wanita akan didenada $205 – ia menunjukkan dukungannya kepada McSweeney. Menteri Transportasi Troy Buswell juga telah mendukung komentarnya.

Para wanita Muslim telah dipukul mundur pada klaim McSweeney bahwa para anggota keyakiann mereka dipaksa untuk mengenakan jilbab seluruh wajah seperti burqa dan niqab.

Wanita Sydney, Umm Jamaal, yang telah megenakan burqa selama 18 tahun, mengatakan bahwa ia ingin menemui para politisi Australia Barat karena hal tersebut akan mengubah persepsi menteri tersebut. Ia mengatakan bahwa tidak ada dari para wanita tersebut yang ia tahu dipaksa untuk mengenakan pakaian tersebut dan biasanya memohon kepada suami mereka untuk membiarkan dirinya mengenakan burqa. "Kami mengenakannya karena kami ingin lebih dekat kepada Tuhan," ia mengatakan.

Ibu dua anak dari Perth, Sibel, 28 tahun, mengatakan bahwa pilihannya mengenakan sebuah niqab, yang menutupi setiap bagian dari badannya kecuali matanya, karena niqab memberinya kebebasan.

"Jauh dari pendindasan," ia mengatakan. "Para wanita Muslim adalah wanita yang sangat terdidik yang dengan cara apapun tidak akan terima jika ada rekan prianya yang menindas mereka."

Di banyak kasus, para pria meminta istri mereka menghentikan menutupi diri seperti itu karena mereka khawatir bahwa menganakan sebuah niqab di tempat publik akan memaparkan mereka pada kekerasan dan pelecehan verbal.

Dilahirkan dan dibesarkan di Australia Barat, Sibel mulai mengenakan niqab pada usia 17 tahun walaupun bukanlah sebuah kewajiban keagamaan untuk menutup wajahnya dan di samping permintaan dari keluarganya.

"Niqab membuat saya merasa nyaman," ia mengatakan. "Saya menyembunyikan kecantikan saya untuk diri saya sendiri dan untuk suami saya."

Ia mengatakan bahwa hampir tidak ada siapapun di Australia yang mengenakan sebuah burqa, yang menutupi keseluruhan tubuh wanita dan memiliki sebuah layar di atas matanya. Dan hanya sedikit yang mengenakan niqab.

"Jika saya ingin mengenakan sebuah bikini dan berjalan di jalan, maka itu seharusnya menjadi hak saya," ia mengatakan. "Jika saya ingin menutupi diri saya sendiri dari kepala ke ujung kaki, termasuk wajah saya, maka seharusnya merupakan kebebasan saya untuk melakukan demikian."

Asisten administrasi Perguruan Tinggi Islami Australia Aliyyah Cornish-Ward adalah seorang mantan Kristen yang berpindah memeluk agama Islam dua tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa pergerakan kebebasan wanita telah memberi para wanita hak untuk mengenakan apapun yang mereka inginkan.

Muallaf Muslim lainnya, Angela O'Brien, mengatakan bahwa ia memilih untuk tidak menutup wajahnya namun mendukung hak yang lainnya untuk melakukan demikian. (ppt/it) www.suaramedia.com

0 komentar:

Best viewed on firefox 5+

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

Copyright © Design by Dadang Herdiana