Wilhelmus Rijsbergen: Timnas tidak Siap untuk Level Internasional
Timnas tidak Siap untuk Level Internasional
LANGKAH Indonesia untuk melaju ke putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2014 makin berat setelah dikalahkan Bahrain 0-2 di Gelora Bung Karno, tadi malam. Namun, pelatih Wilhelmus Rijsbergen justru melempar kesalahan kepada para pemain.
"Kita tidak siap untuk sepak bola level internasional. Lagi pula, ini bukan skuat yang saya pilih. Sesaat setelah kompetisi mulai, saya akan lihat pemain baru yang lebih segar," kata Wim seusai pertandingan.
Pernyataan itu sekaligus menandakan kemunduran di tim nasional Indonesia versi Wim. Setelah dihajar Iran 0-3 di Teheran, pelatih asal Belanda itu hanya menyatakan timnas kalah postur. Kini Wim menyalahkan para pemain tidak bisa mengontrol bola dan berstamina buruk.
"Kita tidak bisa melakukan penguasaan bola dengan baik. Itulah realitasnya," imbuh Wim, sapaan Wilhelmus Rijsbergen. Pada menit ke-45, Bahrain memimpin terlebih dahulu lewat Sayed Dhiya Saeed Ebrahim. Kemudian pada menit ke-72, giliran Ismaeel Abdullatif Ismaeel yang lolos dari jebakan offside menggandakan keunggulan.
Kekalahan dua kali beruntun tersebut menenggelamkan Indonesia di dasar klasemen tanpa poin. Kekecewaan atas timnas diperparah dengan ulah para penonton yang menyaksikan langsung di stadion. Padahal laga ini disaksikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ketegangan terjadi di menit ke-76 ketika wasit asal Korea Selatan Lee Min-hu menghentikan pertandingan karena situasi tidak kondusif. Penonton melemparkan petasan dan botol air mineral ke lapangan dan para pemain Bahrain yang sedang melakukan pemanasan di pinggir lapangan.
Sembilan menit kemudian, pertandingan pun resmi dihentikan. Pemain dan ofisial Bahrain langsung masuk ruang ganti. Sekitar 20 menit kemudian, pertandingan kembali dilanjutkan karena perwakilan FIFA yang hadir menilai situasi sudah kembali kondusif.
"Terkadang kembang api bisa menjadi masalah, tapi secara keseluruhan suporter di sini sangat luar biasa," kata pelatih Bahrain Peter Taylor. www.mediaindonesia.com
Pernyataan itu sekaligus menandakan kemunduran di tim nasional Indonesia versi Wim. Setelah dihajar Iran 0-3 di Teheran, pelatih asal Belanda itu hanya menyatakan timnas kalah postur. Kini Wim menyalahkan para pemain tidak bisa mengontrol bola dan berstamina buruk.
"Kita tidak bisa melakukan penguasaan bola dengan baik. Itulah realitasnya," imbuh Wim, sapaan Wilhelmus Rijsbergen. Pada menit ke-45, Bahrain memimpin terlebih dahulu lewat Sayed Dhiya Saeed Ebrahim. Kemudian pada menit ke-72, giliran Ismaeel Abdullatif Ismaeel yang lolos dari jebakan offside menggandakan keunggulan.
Kekalahan dua kali beruntun tersebut menenggelamkan Indonesia di dasar klasemen tanpa poin. Kekecewaan atas timnas diperparah dengan ulah para penonton yang menyaksikan langsung di stadion. Padahal laga ini disaksikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ketegangan terjadi di menit ke-76 ketika wasit asal Korea Selatan Lee Min-hu menghentikan pertandingan karena situasi tidak kondusif. Penonton melemparkan petasan dan botol air mineral ke lapangan dan para pemain Bahrain yang sedang melakukan pemanasan di pinggir lapangan.
Sembilan menit kemudian, pertandingan pun resmi dihentikan. Pemain dan ofisial Bahrain langsung masuk ruang ganti. Sekitar 20 menit kemudian, pertandingan kembali dilanjutkan karena perwakilan FIFA yang hadir menilai situasi sudah kembali kondusif.
"Terkadang kembang api bisa menjadi masalah, tapi secara keseluruhan suporter di sini sangat luar biasa," kata pelatih Bahrain Peter Taylor. www.mediaindonesia.com
2 komentar:
lha trus gimana dengan pelatihnya dah siap untuk level internasianal gak?
Wim memang jago sesumbar..nglatih PSM aja ga becus disuruh melatih Timnas.....