Manuskrip Rumah Suci Dan Proyek Yadin
Pertama kali membaca terjemahan Inggris dari manuskrip Rumah Suci, penulis menilai bahwa naskah itu tidak mungkin berasal dari jemaat Esenes di Qumran. Naskah itu bukan saja tidak menyinggung, tapi lebih tepat jika dikatakan bahwa isi naskah manuskrip Rumah Suci Yerusalem bertolak belakang dengan ajaran jemaat Qumran.
Kelompok Esenes memboikot segala macam ritual peribadatan yang dilakukan di dalam Rumah Suci Yerusalem oleh para pendeta, sebagaimana termaktub dalam tulisantulisan jemaat ini -semisal manuskrip Damaskus dan mansukrip Peperangan antara Putra Cahaya dengan Putra Kegelapan-. Alih-alih memberikan keterangan lain dalam masalah ibadah dan waktu-waktu hari raya, manuskrip rumah suci malah memberikan kepada kita perincian ritual yang diselanggarakan oleh para pendeta berikut waktunya. Padahal, para pendeta Rumah Suci menggunakan penanggalan qamariah (berdasar perhitungan bulan, pent.) sedang jemaah Esenes menggunakan penanggalan Syamsia, (berdasar perhitungan matahari, pent-) seperti sisten penanggalan Mesir kuno. Selanjutnya, kecurigaan itu segera terungkap setelah mengetahui bahwa manuskrip Rumah Suci Yerusalem tidak termasuk manuskrip-manuskrip yang ditemukan oleh badui Ta'amirah dan bukan pula manuskrip yang ditemukan oleh ekspedisi arkeologi Yordania. Sebaliknya manuskrip-manuskrip itu pertama kali muncul dari tangan seorang jenderal Israel bernama Yigael Yadin. Dialah yang menyimpan di perpustakaan Qumran setelah Yerusalem jatuh pada tahun 1967. Kemunculan Naskah Rumah Suci itu tepatnya setelah perang Juni tahun 1967 serta jatuhnya museum Palestina ke tangan pemerintah lsrael.Ada satu perayaan yang memiliki arti khusus bagi jemaat Qumran. Mereka mengatakan bahwa pendeta jahat menyerang quru bijak pada hari raya I
Manuskrip Rumah Suci merupakan manuskrip terpanjang dari antara seluruh manuskrip yang ditemukan di gua-gua Qumran, dengan panjang mencapai sembilan meter, berisi naskah berbahasa Ibrani. Naskah aslinya berasal dari abad III SM dan ditulis lagi pada awal zaman Masehi. Naskah itu terbagi menjadi empat bagian: kaedah-kaedah bersuci dan najis, tata cara menyelenggarakan perayaan, konstruksi rumah suci, dan perilaku raja Israel dan tentaranya. Singkatnya, sebagian besar dari tulisan yang ada dalam manuskrip itu berkaitan dengan urusan rumah suci. Termasuk bentuk bangunan, perabotan yang ada di dalamnya dan tata cara menyelenggarakan ritual peribadatan terutama halhal yang berkenaan dengan proses penyembelihan korban pada hari Sabtu dan hari-hari besar. Dalam naskah itu juga terdapat satu paragraf yang berkaitan dengan cara menghukum orang yang mengkhianati umat Yahudi dengan cara menggantungnya di pohon sampai mati:
“Jika ada orang yang mengkhianati bangsanya dan menyerahkan mereka kepada bangsa asing dengan maksud jahat kepada bangsanya, hendaknya kamu sakalian menggantungnya di dahan sehuah pohon hingga mati. "
Kemungkinan besar, Yigael Yadin yang mengawasi sendiri proses pencarian di Masada telah menemukan manuskrip rumah suci itu di sana. Hal ini, karena kelompok Masada adalah kelompok fundamentalis yang membela Rumah Suci dan tatacara melakukan peribadatan yang berlaku di dalamnya. Saat terjadi pertikaian antara Romawi dan Yehuda serta mengakibatkan jatuhnya kota Yerusalem pada tahun 70 M. di tangan orang Romawi, kelompok Yahudi ekstrim itu berlindung di benteng Masada. Benteng ini sendiri telah dibangun oleh raja Herodus di bagian selatan dari Laut Mati sebelah barat. Tepatnya di lereng bukit batu, sekitar 25 km arah selatan Ain Jiddi. Sebagian dari mereka -jumlahnya mencapai 960 orang- ada yang pergi bersembunyi di daerah pegunungan terjal kemudian menetap di sana selama empat tahun.
Akhirnya, orang Romawi mengirimkan satu regu tentara untuk mengevakuasi mereka dengan cara mengepung benteng. Setelah merasa tidak ada jalan lain kecuali menyerah, setiap orang laki-laki membunuh istri dan anak-anaknya... kemudian memilih sepuluh orang dari mereka untuk membunuh yang lain. Jika hat ini sudah selesai, sepuluh orang itu memilih satu orang dari mereka untuk membunuh sembilan orang yang lain. Sedang satu orang yang tersisa ini akhirnya bunuh diri. Tidak ada yang selamat dari pembunuhan masal Masada ini kecuali dua orang wanita dan empat orang laki-laki. Mereka sempat bersembunyi untuk menyelamatkan diri.
Ketika itu, orang Yahudi sepertinya berkeyakinan bahwa kedatangan Almasih sudah dekat. Tapi Almasih yang mereka tunggu-tunggu itu bukan Almasih yang ditunggu oleh kelompok Esenes. Almasih yang mereka tunggu itu adalah raja yang diurapi dengan minyak dan -menurut keyakinan mereka- akan datang untuk memenanqkan mereka atas musuh musuh dan akhirnya menjadikan mereka berkuasa atas segala bangsa dalam kerajaan abadi yang setara dengan surga menurut keyakinan umat Islam, tetapi terjadi di dunia ini. Josephus mengatakan pada bagian keenam dari kitab Peranq Yahudi bahwa yang mendorong umat Yahudi untuk menantang orang Romawi itu adalah sebuah nubuat kitab suci yang tidak bisa dipahami maksudnya. Nubuat itu mengatakan bahwa pada saat itu akan muncul seorang laki-laki dari negeri mereka untuk menjadi penguasa bagi seluruh dunia. Josephus selanjutnya berpendapat bahwa nubuat ini berkenaan dengan panglima Romawi Fasbasian yang dipilih menjadi kaisar saat berada di Palestina.
Dari sisi lain kita mengetahui bahwa tujuh manuskrip yang ditemukan pada tahun 1947 itu telah dibeli oleh Yadin dan Sukenik kemudia dipublikasikan semuanya. Sedang manuskrip-manuskrip lain yang diketemukan setelah itu, disimpan oleh pemerintah Yordania. Dengan demikian tidak masuk akal jika Kando terus menyimpan manuskrip rumah suci selama tiga puluh tahun tanpa menjualnya atau menyerahkannya ke pemerintah Yordania. Tapi Yadin menyebutkan bahwa manuskrip ini baru ditemukan oleh Kando sejak enam tahun saja, yaitu pada tahun 1960. Jika Yadin adalah satu-satunya sumber bagi cerita ditemukannya manuskrip Rumah Suci, kesaksiannya ini tidak bisa diterima. Sebelumnya Yadin pernah mengatakan bahwa kota kuno Gezer pernah hancur dimakan api untuk membuktikan kebenaran kisah Taurat mengenai penaklukan orang Yahuda atas tanah Kanaan yang terjadi pada abad ke-13 sebelum Masehi. Tetapi ternyata bekas-bekas abu yang ditemukan oleh Yadin itu ternyata abu mezbah rumah suci.
Jenderal Yadin juga termasuk kelompok orang yang mengatakan bahwa "tujuan menghalalkan cara". Dalam rangka membuktikan hak historis orang Yahudi atas tanah Palestina dia siap memalsukan data.
Permasalahannya adalah bahwa di sana ada kelompok Yahudi ortodoks ekstrim sekte Sikari yang mempunyai karakter berlawanan dengan kelompok Esenes yang mendiami kawasan lain dari Laut Mati, tepatnya di daerah Ain Jiddi dan Masada di selatan. Dari gua-gua yang terdapat di daerah itu ditemukan peninggalan-peninggalan sekte Sikari ini. Karena yang menemukan adalah orang-orang Israel, sudah barang tentu manuskrip Rumah Suci ini datang dari sana.
Terdapat beberapa alasan yang mendorong peneliti semacam Yadin untuk melakukan pencampuradukan secara sengaja. Hal ini karena para pemimpin yang berperang demi membangun negara "Israel baru" selalu mencari dasar sejarah yang mendukung hak mereka atas tanah Palestina. Sementara tulisan-tulisan kaum Esenes di Qumran terus menyerang kepemimpinan para pendeta dan negara Yahudi yang dihancurkan oleh Romawi, tulisantulisan Masada mengungkapkan perjuangan dan pengorbanan jiwa untuk membela para pendeta dan pemimpin negara Yahudi.
Orang lain yang memegang teori ini adalah Robert Eisenman, guru besar di Universitas California. Dia bersikeras mengatakan bahwa manuskripmanuskrip Qumran itu adalah milik kelompok ekstrim dan bukan milik kelompok Esenes. Meski semua pendapat telah sepakat bahwa manuskrip Qumran itu ditulis pada abad kedua sebelum Masehi -termasuk pendapat yang didasarkan pada hasil tes karbon 14guru besar ini tetap mengatakan bahwa naskahnaskah ini baru ditulis pada pertengahan abad pertama Masehi. Pernyataan ini dia buat agar bisa disimpulkan bahwa pendeta jahat yang menurut kelompok Esenes telah menyerang guru bijak itu adalah Paulus, sedang guru bijak itu adalah seorang Yahudi bernama James. Dengan demikian, Eisenman menganggap bahwa jemaat Qumran itu adalah kelompok ortodoks yang melawan Romawi dan bukan para pendeta.
Demikianlah, kita mendapatkan bahwa tujuantujuan politik memainkan peran penting dalam memalsukan data-data sejarah dan menyesatkan para
peneliti. Menurut hemat penulis, suatu peristiwa apapun di mana saksi satu-satunya adalah Jend. Yadin tidak bisa dipercaya sebagai kisah nyata, maka bagaimana dengan manuskrip Rumah Suci yang berisi hari raya-hari raya dan kalender yang dibuat oleh para pendeta yang jauh berbeda dengan ajaran-ajaran jemaat Qumran itu bisa dianggap bagian penting dari tulisan-tulisan jemaat Esenes?
0 komentar: