Recent Posts

Minggu, 05 Oktober 2003

0 komentar

TENTANG PENGARANG

 MAULANA ABDUL HAQUE VIDYARTHI (1888 - 1978)

Hazrat Maulana Abdul Haque Vidyarthi dilahirkan dalam suatu keluarga Syaikh, di Hoshiarpur India pada tahun 1888. Setelah menyelesaikan studinya di High School, beliau bekerja di bengkel gerbong kereta-api di Lahore. Sebagai hasil mendapatkan ru'yah pada tahun 1907, Maulana Abdul Haque bergabung dengan Gerakan Ahmadiyah dan berbaiat kepada pendirinya, yakni Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Sahib dari Qadian. Ayahnya, Syaikh Ghulam Muhammad juga seorang Ahmadi.

Ketika Ahmadiyyah Anjuman Isha'at-i-Islam, Lahore dibentuk pada tahun 1914, Maulana Abdul Haque meninggalkan pekerjaannya di Railway Workshop, dan dipekerjakan sebagai pegawai kelas dua di kantor Anjuman. Isha'at-i-Islam College didirikan pada bulan November 1914. Beliau pun meninggalkan kepegawaian nya serta bergabung dalam College yang merupakan kursus ekstensif selama setahun untuk persiapan sebagai muballigh. Ini adalah suatu pesantren dimana dalam kurikulumnya termasuk  tafsir dengan penjelasan kritis, Quran, Hadist, hukum Islam dan Fiqh, serta Sejarah Islam, perbandingan agama dengan penekanan kepada Kristen dan Arya Dharma, agama Hindu dan Sikh, bahasa Arab dan tata-bahasa dan sebagainya, serta tata-cara peneli tian agama. Di sini para siswa biasa bekerja enambelas jam sehari. Hazrat Maulana Muhammad Ali Sahib penterjemah dan pentafsir Quran Suci yang termasyhur serta pengarang buku terkenal "The Religion of Islam", Akbar Shah Najibabadi pengarang "The History of Islam", Maulvi Fazal Ilahi seorang sarjana tata-bahasa Arab serta seorang muallaf dari agama Kristen, Maulvi Mubarak Ali Sialkoti seorang ahli dalam ilmu Hadist, adalah guru-gurunya. Karena hati Maulana Abdul Haque Vidyarthi sudah terpaut dalam studi keagamaan, maka beliau sangat unggul dalam karya riset. Guru-gurunya (di sini setiap orang adalah ahli dalam bidang disiplin ilmunya) begitu sangat terkesan, sehingga beliau diminta untuk mengkhususkan diri dalam perban dingan agama serta memberinya  bea-siswa untuk belajar bahasa Sanskerta, yakni bahasa yang digunakan dalam kitab Weda. Setelah belajar dua tahun terus-menerus dalam bahasa Sanskerta,  beliau menjadi seorang ahli ulung bahasa Weda dan sukses berdebat dengan ulama Arya dan Hindu lainnya yakni para kontestan dalam pendebatan para sarjana. Beliau kemudian menterjemahkan Yajurweda dalam bahasa Urdu. Beliau pun menulis buku berbahasa Urdu berjudul Aina-e-Haqq Numa (Satu cermin yang memantulkan Kebenaran) sebagai jawaban atas buku Satyarth Prakash  dari Swami Dayanand Sarasvati. Dalam buku ini Maulana kita tidak saja sukses dalam menangkis semua tuduhan palsu terhadap Islam dan Nabi Suci Muhammad s.a.w. yang dilancarkan oleh Swami Dayanand  Saraswati dalam Satyarth Prakash, tetapi juga menunjukkan kelemahan serta kenaifan dari ajaran Weda. Beliau juga menulis sebuah buku berjudul "Vedonka Bahisht" (Surga Weda).

Maulana Abdul Haque telah menyumbangkan pengabdiannya yang berharga dalam menahan dan menangkis serangan yang tidak efektif dari Gerakan Shuddi yang dilancarkan oleh Hindu fanatik di bawah pimpinan Swami Shrad danand. Pengabdian yang diberikan Maulana dalam perkara ini telah diakui oleh kaum Muslim India dan Ulama mereka yang terkemuka, seperti Maulana Saeed Ahmad, Mufti Kifayatullah dan lain-lainnya dengan meminta nasihatnya dalam debat agama dengan para Pandit dari Arya Samaj. Pada suatu waktu Darul Ulum Deoband memohon kepada Ahmadiyya Anjuman Isha'at-i-Islam Lahore untuk meminjamkan jasa Maulana Abdul Haque Vidyarthi, guna mengajar perbandingan agama di Darul Ulum Deoband. Karena Maulana adalah pengajar utama dari Isha'at-i-Islam College, maka jasanya tak bisa dipinjamkan. Namun, tawaran diberikan agar para mahasiswa yang telah diajarnya di Isha'at-i-Islam College di kirim ke sana, tetapi tawaran ini ditolak oleh mereka yang menjadi pengurus Deoband.

Maulana telah belajar bahasa Arab dan Persia sebagai mahasiswa dari Isha'at-i-Islam College di Lahore. Rupanya kehausan untuk mencari ilmu dan mempelajari pelbagai bahasa untuk penelitian dalam menemukan KEBENARAN dalam ajaran agama tidak ada puasnya. Setelah mempelajari bahasa Sanskerta dan telah menguasai Kitab Weda, beliau mempelajari bahasa Ibrani, Yunani, Pali, Aramaik, Syria, Inggris dan bahkan bahasa gambar dari Mesir kuno guna melengkapi dirinya dalam mempelajari agama-agama dunia. Sebagai hasil dari penelitian ini beliau menerbitkan "Mithaq an Nabiyyin" (Janji para Nabi) dalam bahasa Urdu pada tahun 1937. Tak seorangpun dalam kurun sejarah Islam selama 1400 tahun yang telah mencoba untuk mempelajari agama-agama dunia secara rinci untuk menguji kebenaran dari satu ayat dalam Quran Suci yang menyatakan bahwa suatu perjanjian telah diadakan Allah dengan para Nabi untuk membenarkan kedatangan Nabi yang terakhir, yakni Nabi Suci Muhammad s.a.w. Dalam buku ini, Maulana telah menunjukkan nubuat kedatangan Nabi Suci Muhammad s.a.w. dari Kitab-kitab Suci dan buku-buku agama serta Tradisi dari agama Majusi, Hindu, Buddha dan kepustakaan Alkitab. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Arab dan diterbitkan dari Mesir.

Hazrat Maulana Abdul Haque Vidyarthi memiliki pengamatan mendalam terhadap segala agama dunia dan khususnya Quran Suci. Ratusan makalahnya dalam bahasa Urdu, yang menerangkan pelbagai ayat Quran Suci telah diterbitkan dalam majalah Paigham-e-Sulah, mingguan dari Ahmadiyyah Anjuman Isha'at-i-Islam Lahore. Cucu beliau yakni Dr. Zahid Azis sekarang sedang mengumpulkan makalah ini dan koleksi semacam itu yang diberi nama "Ma'ariful Haqq" telah diterbitkan oleh Darul Isha'at Kutub-e-Islamia Bombay. Sebagai tambahan dari yang kami terangkan di atas beliau juga menulis "Surguzisht-e-Ved" (Sejarah Kitab Weda), Wiladat-e-Masih (Kelahiran Yesus) dan Haboot-e-Adam (Kejatuhan Adam).

Hazrat Maulana Abdul Haque Vidyarthi adalah seorang wali dan Mulhim Billah. Beliau diberi-tahu Allah bahwa kematiannya akan terjadi pada hari Idul Adha. Setelah suatu masa yang brilian, penuh sukses dan masa-masa yang berharga sepanjang enampuluh-lima tahun pengabdiannya yang unik kepada Islam dan kemanusiaan dalam bidang penelitian agama-agama dunia, beliau pun wafat dalam usia sembilan-puluh tahun pada hari Idul Adha tahun 1978. Inna lillahi wa inna ilahi Raji'un. Semoga Allah mengistirahatkan ruhnya di Jannatul Firdaus dan Kedamaian Abadi.
Amien!


0 komentar:

Best viewed on firefox 5+

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

Copyright © Design by Dadang Herdiana