Recent Posts

Sabtu, 31 Oktober 2009

5 komentar

ALEXANDER AGUNG, SI KAFIR NABI ISLAM(QS 18)

I. PENDAHULUAN


Al-Qur’an QS 18 : 83 – 101 menceritakan tentang keberadaan seorang tokoh yang bernama Dzulkarnain, tentunya dia adalah seorang muslim yang saleh dan penyembah Aulloh SWT, sehingga diberi kuasa oleh Aulloh SWT.
QS 18 :
[83] Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya".
[84] Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,




Dalam kisah hidupnya yang dituntun oleh Aulloh SWT, Dzulkarnain telah melakukan beberapa pekerjaan besar, Al-Qur’an mencatat hal-hal sebagai berikut :


1. Mencapai tempat matahari terbenam
2. Mencapai tempat matahari terbit
3. Membangun konstruksi besi yang sangat besar diantara 2 gunung untuk mengurung kaum Yajuj (Gog) dan Majuj (Magog)


Cerita dalam Al-Qur’an ini telah cukup lama menjadi bahan polemic antara Kristen dan Islam karena mengindikasikan masuknya dongeng legenda tentang Alexander Agung kedalam AL-Qur’an, buku yang konon ditulis oleh Aulloh SWT.
Sumber :
Sahih Bukhari. Volume 9, Book 93, Number 643:
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamental ... 09.093.643
Narrated Abu Huraira :
I heard Allah's Apostle saying, "Before Allah created the creations, He wrote a Book (wherein He has written): My Mercy has preceded my Anger." and that (Book) is written with Him over the Throne."
Dikisahkan Abu Huraira :
Aku mendengar Rasulullah berkata, “ "Sebelum Allah menciptakan ciptaanNya, Dia menulis sebuah buku (dimana didalamnya Dia telah menuliskan) : “RahmatKu telah melampaui kemarahanKu.” dan buku itu telah ditulisnya diatas tahta”


Buku yang konon ditulis Aulloh ternyata memasukkan material legenda kuno dari seorang kaisar kafir.


II. SIAPA DZULKARNAIN


II.1. ARTI DZULKARNAIN
Dzulkarnain memiliki arti Dua Tanduk.
Sumber :
Encyclopedia Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great
Alexander was often identified in Persian and Arabic-language sources as Dhul-Qarnayn, Arabic for the "Two-Horned One", possibly a reference to the appearance of a horn-headed figure that appears on coins minted during his rule and later imitated in ancient Middle Eastern coinage.
Alexander sering diidentifikasikan dalam bahasa Persia dan Arab sebagai Dhul Qarnain, bahasa Arab untuk “Dua Tanduk”, sangat mungkin adalah referensi untuk kemunculan simbol kepada dengan tanduk dalam mata uang selama masa kekuasaannya dan kemudian ditiru untuk mata uang di wilayah Timur Tengah kuno


Ibn Hisham mengkonfirmasikan bahwa Dzulkarnain adalah Dua Tanduk
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_in_the_Qur%27an_%28Theory%29
Ibn Ishaq's original work is lost, but it has been almost completely incorporated in Ibn Hisham, another early Muslim historian. Ibn Hisham collected Ibn Ishaq's Sira and added his notes to it; in regards to Dhul-Qarnayn, Ibn Hisham noted:
"Dhu al-Qarnain is Alexander the Greek, the king of Persia and Greece, or the king of the east and the west, for because of this he was called Dhul-Qarnayn [meaning, 'the two-horned one']..."
Karya asli Ibn Ishaq telah musnah, namun telah dikompilasi secara keseluruhan oleh Ibn Hisham, seorang sejarawan awal muslim. Ibn Hisham mengumpulkan karya Ibn Ishaq dan menambahkan catatan kakinya ; sehubungan dengan Dzul Qarnain, Ibn Ishaq menuliskan :
Dzulkarnain adalah Alexander Agung, raja Persia dan Yunani, atau Raja Timur dan Barat, oleh karena itu dia dipanggil Dzul Qarnain [ berarti : “Si Dua Tanduk”]


Nama Alexander Agung sebagai Dzulkarnain ini juga tersebar diwilayah Timur Tengah dengan penyebutan yang berbeda-beda.
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great
He is known as Eskandar in Persian and even acclaimed during the construction of the Great Wall Sadd-e Eskandar by the Parthian Dynasty[citation needed]. He is often identified as Dhul-Qarnayn in Middle Eastern traditions and is called al-Iskandar al-Kabeer in Arabic, Sikandar-e-azam in Urdu, Skandar in Pashto, Dul-Qarnayim in Hebrew, and Tre-Qarnayia in Aramaic (the two-horned one), apparently due to an image on coins minted during his rule that seemingly depicted him with the two ram's horns of the Egyptian god Ammon. He is known as Sikandar in Urdu and Hindi, a term also used as a synonym for "expert" or "extremely skilled"
Dia dikenal sebagai Eskandar dalam bahasa Persia dan bahkan diklaim dalam masa pembangunan Tembok Besar sebagai Sadd-e Eskandar oleh dinasi Parthia. Dia sering diidentifikasi sebagai Dhul-Qarnayn dalam tradisi kuno Timur Tengah, dikenal sebagai Iskandar al-Kabeer dalam bahasa Arab, Sikandar-e-azam dalam bahasa Urdu, Skandar dalam bahasa Pashto, Dul-Qarnayim dalam bahasa Ibrani, dan Tre-Qarnayia dalam bahasa Aram (si Dua Tanduk), tampaknya disebabkan karena gambar dalam mata uang yang dibuat selama masa kekuasaannya yang melukiskan dirinya dengan dua tanduk domba dari dewa Mesir yaitu Ammon…


Berikut diberikan informasi tentang koin perak tetradrachm, menggambarkan Alexander Agung dengan tanduk dewa Ammon, dikeluarkan sekitar 242 / 241 SM.


II.2. MENURUT SUMBER-SUMBER ISLAM


Sumber-sumber kuno Islam menyatakan bahwa Dzulkarnain adalah Alexander Agung, penakluk dari Macedonia. Berikut diberikan beberapa pandangan tersebut.


1. Menurut Ibn Ishaq
Ibn Ishaq adalah penulis sejarah hidup Muhammad SAW yang paling awal. Dia lahir di Madinah tahun 85 H, meninggal di Baghdad 151 H. Kakeknya yang bernama Yasar jatuh ke tangan Khalid bin al Walid di tahun 12 H dan kemudian memeluk Islam. Ayah Muhammad ibn Ishaq banyak berhubungan dengan para ahli hadis generasi ke 2, terutama Zuhri, Qatada dan Abdullah bin Abu Bakar. Sementara Ibn Ishaq sendiri belajar agama hingga ke Mesir kepada Yazid bin abu Habib. Setelah kembali ke Madinah, ia terus mengkoleksi hadisnya.
Dalam bukunya sekalipun tidak menyebut nama Alexander, Ibn Ishaq mengkonfirmasikan bahwa Dzulkarnain adalah orang Yunani.
Sumber :
Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua
Muhammad bin Yasar bin Ishaq
Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 1, halaman 206
Seorang laki-laki yang memiliki banyak cerita tentang orang-orang asing, yang turun temurun diantara mereka, mengatakan kepada saya bahwa Dzul Qarnain adalah seorang Mesir, yang namanya adalah Marzuban bin Mardhaba, orang Yunani, yang diturunkan dari Yunan bin Yafith bin Nuh.


Bahkan disebutkan bahwa Muhammad SAW mengakui Dzulkarnain adalah seorang nabi.
Sumber :
Ibid, halaman 206
Thaur bin Yazid dari Khalid bin Ma’dan al Kala’I yang masih hidup sampai masa Islam, mengatakan kepada saya bahwa Rasulullah mendapat pertanyaan tentang Dzul Qarnain dan beliau menjawab, “Dia adalah seorang nabi yang mengukur bumi ini dengan jubahnya.


Bahkan Umar lebih jauh lagi menganggap Dzulkarnain lebih dari sekedar nabi melainkan seorang malaikat.
Sumber :
Ibid, halaman 206
Khalid berkata, ‘Umar mendengar seorang laki-laki memanggil seseorang Dzul Qarnain, dan dia berkata, “Tuhanmu mengampunimu, tidakkah kamu merasa puas dengan menggunakan nama-nama nabi untuk anak-anakmu sehingga kamu harus menggunakan nama malaikat” ….


Status kenabian Dzulkarnain ini masih menggema diera Fakhrudin al Razi seorang ahli tafsir terkemuka yang hidup ditahun 1149 M – 1209 M.
Sumber :
At Tafsir al Kabir
Komentar terhadap QS 18 : 86
"God spoke to Zul-Qarnain without intermediary, and that proves that he was a prophet".
“Tuhan berbicara kepada Zul Qarnain tanpa perantara, dan ini adalah bukti bahwa dia adalah seorang nabi.”


Bahkan terbukti seorang nabi yang lebih hebat dari Muhammad SAW karena Aulloh khan tidak bicara langsung kepada Muhammad SAW melainkan pakai kurir.


2. Menurut Ibn Hisyam
Ibn Hisyam adalah orang yang mengedit dan menuliskan ulang buku biografi Muhammad SAW karangan Ibn Ishaq. Ibn Hisyam lahir di Basrah dan meninggal di Fustat Mesir sekitar tahun 218 H (sekitar tahun 828 M). Dalam catatan kritisnya no 186 terhadap karya Ibn Ishaq, Ibn Hisyam mengkonfirmasikan nama Dzul Qarnain adalah Alexander.
Sumber :
Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua
Muhammad bin Yasar bin Ishaq
Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 3, halaman 292
186. Namanya adalah Alexander. Dia membangun Alexandria yang dinamakan sesuai dengan namanya.


Jelas yang dimaksud disini adalah Alexander Agung, orang Yunani yang membangun kota Alexandria.
Sumber :
Encyclopedia Wikipedia
Alexander the Great
http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great
He founded Alexandria in Egypt, which would become the prosperous capital of the Ptolemaic dynasty after his death.
Dia membangun Alexandria di Mesir, yang akan menjadi ibu kota yang makmur dari dinasti Ptoleik setelah kematiannya


Atau yang berikut.
Sumber :
Ensiklopedi Fakta Alkitab
J.I Packer, Merrill C. Tenney, William White Jr.
Gandum Mas, Malang, 2001, halaman 311
Selama 332 SM, Alexander bergerak dengan cepat memasuki kawasan Siria, Palestina dan Mesir. Ia merebut Tirus …. Sementara tinggal dilembah Nil selama musim dingin, Alexander memilih tempat itu untuk membangun sebuah pusat perdagangan baru … Kota baru ini dinamakan Alexandria ….


3. Menurut Abdullah Yusuf Ali
Menurut Abdullah Yusuf Ali dalam catatan kaki Al-Qur’an terjemahannya.
Sumber :
The Holy Qur’an
Abdullah Yusuf Ali
Footnote no. 2428, Appendix VII, halaman 760, 763
2428. Literally, "the Two-horned one", the King with the Two Horns, or the Lord of the Two Epochs. Who was he? In what age, and where did he live? The Qur•an gives us no material on which we can base a positive answer. Nor is it necessary to find an answer, as the story is treated as a Parable. Popular opinion identifies Zul-qarnain with Alexander the Great. An alternative suggestion is an ancient Persian king, or a pre- historic Himyarite King. ………
Secara literal, “si dua tanduk”, raja dengan Dua Tanduk, atau Tuan dari Dua Zaman. Siapakah dia? Dalam masa apa dan dimana dia hidup?. Qur’an tidak memberikan material apapun yang memungkinkan untuk memberikan jawaban pasti. … Pendapat umum mengidentifikasi Zul-qarnain adalah Alexander Agung. Alternative lain adalah raja Persia Kuno, atau raja Himyar pra sejarah ……


Now the generality of the world of Islam have accepted Alexander the Great as the one meant by the epithet Zul-qarnain. But some of our 'Ulama have raised doubts about it and made other suggestions...
Personally, I have not the least doubt that Zul-qarnain is meant to be Alexander the Great, the historic Alexander, and not the legendary Alexander ...
Saat ini, umumnya masyarakat Islam menerima bahwa Alexander Agung adalah yang dimaksud dengan Dzulkarnain. Tetapi beberapa ulama meragukan hal ini dan membuat asumsi-asumsi mereka.
Secara pribadi saya tidak ragu bahwa Dzulkarnain adalah Alexander Agung sesuai sejarah, bukan Alexander Agung legenda …..


4. Menurut Situs saifulislam
Situs dibawah ini menuliskan nama ulama-ulama kuno yang menyokong pandangan bahwa Dzulkarnain adalah Alexander Agung sekalipun sang penulis menganggap pandangan itu adalah bathil.
Sumber :
http://www.saifulislam.com/artikel/dzulqarnain.htm
Pendapat Kedua:
o Dzulqarnain itu adalah Alexander the Macedon
o Iaitu Alexander the Macedon, lahir di Macedonia tahun 356SM.
o Ayahnya adalah Philip, Raja Macedonia ketika itu.
o Philip menyerahkan anaknya Alexander kepada ahli falsafah, Aristotle untuk dididik.
o Philip mati ketika Alexander berusia 20 tahun lalu beliau mengambil alih takhta iaitu pada tahun 336SM.
o Selepas dua tahun menaiki takhta, beliau menyerang Parsi dan mengalahkan Raja Dara pada tahun 333SM lalu terus menawan Syam dan Iraq, seterusnya menawan India.
o Dalam tempoh 10 tahun pemerintahannya, beliau telah menawan hampir semua kerajaan yang wujud di masa itu.
o Kemudian beliau kembali ke Greece (Yunan).
o Di dalam perjalanan pulang, Alexander singgah di Babylon di Iraq untuk berehat.
o Beliau ditimpa demam panas selama 11 hari lalu meninggal dunia pada tahun 323SM ketika berusia 33 tahun.
o Digelar Dzulqarnain (Yang Memiliki Dua Tanduk) kerana berjaya menguasai kerajaan Yunan dan Parsi yang merupakan dua kuasa terbesar pada masa itu.
o Di antara yang berpendapat bahawa Alexander ini adalah Dzulqarnain yang disebutkan di dalam al-Quran, adalah majoriti ahli tafsir dan muarrikh seperti:
Al-Mas’udi, al-Maqrizi, ats-Tsa’labi, al-Idrisi, ar-Razi, Abu Hayyan, an-Nasafi, Abu al-Mas’ud, al-Alusi, al-Qasimi dan Muhammad Farid Wajdi
o Pendapat ini adalah batil kerana al-Quran menerangkan sifat-sifat Dzulqarnain sebagai seorang mukmin yang beriman, adil, zuhud terhadap harta dll.


5. Menurut situs alhakelantan
Situs ini diinformasikan oleh Sdr. Fauzan. Sekalipun menghindarkan untuk menyebut nama Alexander Agung, namun situs ini mengkonfirmasikan tanah kelahirannya adalah Macedonia, tempat kelahiran Alexander Agung.
Sumber :
http://alhakelantan.tripod.com/alquraan/id22.html
Dia dilahirkan di Macedonia. Kepadanya dikurniakan Allah otak yang pintar, fikiran yang panjang dan berbagai-bagai ilmu pengetahuan: Ilmu perang, ilmu politik dan ilmu teknik dan kimia. …….


6. Kutipan dari Rasul Petrus di FFI Lama
Sekalipun tidak menyebutkan sumber kutipannya, namun pendapat bahwa Dzulkarnain adalah Alexander Agung adalah sejalan dengan pandangan mayoritas ulama-ulama kuno.
Sumber :
http://www.indonesia.faithfreedom.org/oldforum/viewtopic.php?t=6616&sid=e5c135d0762d80091e5fb0b70175c0fa
(a) Siapakan Dzulqarnain itu?
Menurut sejarah Helas (Yunani). Iskandar Dzulqarnain (Iskandar Agung) adalah putera seorang raja Macedonia bernama Philipus yang wilayah kekuasaan terletak di sebelah Utara Helas (Yunani).


Jadi menurut sumber-sumber diatas dapat disimpulkan yaitu :
• Dzul Qarnain adalah Alexander Agung
• Dzul Qarnain adalah seorang nabi dimana Aulloh SWT berbicara langsung kepadanya.


II.2. PERMASALAHAN


Permasalahan sejarah yang sangat serius adalah karena Alexander Agung bukanlah seorang muslim yang saleh seperti gambaran Al-Qur’an.


II.2.1. KAFIR DAN PEMUJA DEWA-DEWA
Bertentangan dengan gambaran Al-Qur’an, Alexander sesuai catatan sejarah tidaklah Aulloh SWT, melainkan dia adalah seorang kafir yang memuja dewa-dewa Olympia, dewa Apis, dewa Ammon dan mengangap dirinya adalah anak dewa.
Sumber :
Encyclopedia Britannica edisi 2003
Alexander The Great
In November 332 he reached Egypt. The people welcomed him as their deliverer, and the Persian satrap Mazaces wisely surrendered. At Memphis Alexander sacrificed to Apis, the Greek term for Hapi, the sacred Egyptian bull, and was crowned with the traditional double crown of the pharaohs;
Di bulan November 332 dia mencapai Mesir. Rakyat Mesir menyambutnya sebagai pembebas. …. Di Memphis Alexander mempersembahkan kurban banteng suci Mesir kepada (dewa) Apis, nama Yunani untuk (dewa) Hapi, …


From Alexandriahe marched along the coast to Paraetonium and from there inland to visit the celebrated oracle of the god Amon (at SYwah); the difficult journey was later embroidered with flattering legends. On his reaching the oracle in its oasis, the priest gave him the traditional salutation of a pharaoh, as son of Amon; Alexander consulted the god on the success of his expedition but revealed the reply to no one. Later the incident was to contribute to the story that he was the son of Zeus and, thus, to his “deification.”
…. Mengunjungi peramal-peramal dari dewa Amon (di Siwa); ….. para pendeta memberinya salam tradisional sebagai firaun, sebagai anak dewa Amon; Alexander meminta nasihat dewa (Amon) terhadap kesukesan ekspedisinya …. Kemudian kejadian ini memberikan kontribusi kepada kisah bahwa dia adalah anak dewa Zeus, kepada pemujaannya.


Invasion of India
In early summer 327 Alexander left Bactria with a reinforced army under a reorganized command. ….. On the Hyphasis he erected 12 altars to the 12 Olympian gods, and on the Hydaspes he built a fleet of 800 to 1,000 ships.
Penyerbuan ke India
Di awal musi panas 327 Alexaner meninggalkan Bactria dengan pasukan yang diperkuat dan komando yang diorganisasikan ulang. … Di Hyphasis dia mendirikan 12 altar kepada 12 dewa Olympia, dan di Hydaspes dia membangun armada laut sebanyak 800 hingga 1000 kapal.


He now seems to have become convinced of the reality of his owndivinity and to have required its acceptance by others. ...... The cities perforce complied, but often ironically: the Spartan decree read, “Since Alexander wishes to be a god, let him be a god.”
Sekarang dia terlihat mulai percaya dengan kenyataan sifat keilahiannya dan menuntut pengaakuan dari orang lain …… Penduduk kota terpaksa menerimanya, tetapi ironis ; dekrit orang-orang Sparta tertulis, “Karena Alexander ingin menjadi tuhan, biarlah dia menjadi tuhan”


Atau yang berikut.
Sumber :
Encyclopedia Wikipedia
Alexander The Great
http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great
After his visit to the Oracle of Ammon at Siwa, according to five historians of antiquity (Arrian, Curtius, Diodorus, Justin, and Plutarch), rumors spread that the Oracle had revealed Alexander's father to be Zeus, rather than Philip. …..
Setelah kedatangannya kepada peramal dari (kuil) Dewa Ammon di Siwa (sebuah osis di Mesir, menurut lima ahli sejarah …., isu berkembang bahwa menurut ahli ramal ayah Alexander adalah dewa Zeus, bukannya Phillip.


In 332 BC - 331 BC, Alexander was welcomed as a liberator in Egypt and was pronounced the son of Zeus by Egyptian priests of the god Ammon at the Oracle of the god at the Siwa Oasis in the Libyan desert. Henceforth, Alexander referred to the god Zeus-Ammon as his true father, and subsequent currency featuring his head with ram horns was proof of this widespread belief.
Di tahun 332 SM – 331 SM, Alexander disambut sebagai pembebas di Mesir dan dinyatakan sebagai anak Zeus oleh pendeta-pendeta Mesir pemuja dewa Amon …… Sejak itu, Alexander menganggap bahwa dewa Zeus – Ammon sebagai ayah sejatinya, dan berikutnya pembuatan mata uang dengan gambar kepalanya yang bertanduk adalah bukti tersebarluasnya kepercayaan tersebut.


II.2.2 HOMOSEKSUAL
Sangat mungkin bahwa Alexander adalah seorang homoseksual dengan sahabat masa kecilnya yang bernama Hephaestion. Sekalipun ini masih dugaan karena hanya dituliskan oleh seorang sejarawan saja yaitu Aelian.
Sumber :
Encyclopedia Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great
Aelian in his Varia Historia (12.7) claims that Hephaestion "thus intimated that he was the eromenos ["beloved"] of Alexander …..
Aelian dalam bukunya Varia Historia (12.7) mengklaim bahwa Hephaestion “begitu intimnya mejadikan dia adalah yang dicintai oleh Alexander ….”


…. Robin Lane Fox writes that while "later gossip claimed that Alexander had a love affair with Hephaiston", no contemporary history states this. However, Fox adds, "the facts show that the two men’s friendship was exceptionally deep and close." [11] Following Hephaestion's death, Alexander mourned him greatly, and did not eat for days.
….. Robin Lane Fox menuliskan bahwa “gossip yang muncul kemudian mengklaim bahwa Alexander mempunyai hubungan cinta dengan Hephaiston”, tidak ada sejarawan sejaman yang menuliskan ini. Namun Fox menambahkan, “kenyataan menunjukkan bahwa pertemanan keduanya sangatlah mendalam dan dekat.” Setelah kematian Hephaestion, Alexander sangat berduka, dan tidak makan selama 4 hari.


Wah jadi selain kafir, si nabi muslim Dzulkarnain (Alexander Agung) sangat mungkin adalah seorang homoseksual. Luar biasa. Seorang homopun dijadikan nabi.


II.3. PEMBELAAN MUSLIM
Menyadari bahwa identifikasi Dzulkarnain adalah Alexander Agung jelas menempatkan Islam dalam kesulitan maka muncullah beberapa usaha untuk mengaburkan identitas tersebut.


II.3.1. TIDAK MENULISKAN IDENTITAS DZULKARNAIN
Beberapa ulama menolak untuk menuliskan identitas Dzulkarnain.


1) Ibn Kathir
Ibn Kathir (1302 M – 1373 M), seorang ahli tafsir terkemuka yang hidup sekitar 100 tahun setelah era Fakhrudin Al Razi tampak menghindar dari isu seputar identitas Dzulkarnain.
Sumber :
Tafsir Ibn kathir
http://www.theholybook.org/en/a.47040.html
. Some of them said he was called Dhul-Qarnayn (the one with two horns) because he reached the two "Horns" of the sun, east and west, where it rises and where it sets.
…. Beberapa dari mereka mengatakan dia adalah Dzulkarnain (si dua tanduk) karena dia mencapai lokasi dua “tanduk” dari matahari, timur dan barat, dimana matahari terbit dan terbenam.


Terlihat bahwa Ibn Kathir tidak menuliskan identitas di Dzulkarnain tersebut. Mungkin karena disaat dia hidup pengetahuan muslim terhadap Alexander Agung sudah lebih banyak dibanding era Ar Razi yang bahkan masih menganggap Alexander Agung adalah nabi.


2) DR Yusuf Qardhawi
Sumber :
FATAWA QARDHAWI,
Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah
Dr. Yusuf Al-Qardhawi
Penerbit Risalah Gusti, Surabaya,
Cetakan Kedua, 1996
http://media.isnet.org/islam/qardhawi/fatawa/index.html
SIAPAKAH DZULQARNAIN ITU?
………… Mengenai rincian dari masalah tersebut tidak diterangkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, misalnya waktu, tempat dan kaumnya, siapa sebenarnya mereka itu. Karena tidak ada manfaatnya, maka sebaiknya kami berhenti pada hal-hal yang diterangkan saja. Jika bermanfaat, tentu hal-hal itu diterangkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.


Wah jadi tampaknya Al-Qur’an tidak ada manfaatnya.
Yah, tentu saja tidak ada manfaatnya karena justru akan membongkar borok Al-Qur’an sendiri yang memasukkan cerita Alexander Agung si Kafir yang bahkan dianggap nabi oleh Muhammad SAW.


II.3.2. DZULKARNAIN ADALAH RAJA DARIUS
Menyadari bahwa identifikasi Alexander Agung sebagai Dzulkarnain jelas menempatkan Islam dalam posisi sulit, maka beberapa ulama modern mencari-cari fugur lain yang dapat dimirip-miripkan dengan Alexander Agung dan pilihan jatuh kepada raja Cyrus / Darius dari Persia. Salah satu contohnya adalah yang berikut.
1) Menurut situs Saifulislam
Sumber :
http://www.saifulislam.com/artikel/dzulqarnain.htm
Pendapat keempat
o Iaitu Dzulqarnain ini adalah Raja Kaurush / Cyrus dari Parsi
o Iaitu yang telah menggabungkan kerajaan Lydia dan Media
o Memerintah selama 30 tahun iaitu daripada 559 SM – 539SM
o Ulama yang bersetuju dengan pendapat ini adalah : Abu al-Kalam Aazad di dalam kitabnya Yas’aloonaka ‘an Dzil Qarnain serta Dr. Abdul ‘Aleem Abdul Rahman Khadar di dalam kitabnya Qissah Dzil Qarnain.


Namun teori ini jelas lemah karena :
• Bertabrakan dengan pandangan ulama-ulama kuno yang menyatakan bahwa Dzulkarnain adalah Alexander Agung.
• Nama Dzulkarnain berikut variasinya di wilayah Timur Tengah jelas mengacu kepada Alexander Agung
• Tidak ada catatan tentang ekspedisi besar ke utara, yang ada hanya dugaan belaka.
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Cyrus_the_Great_in_the_Qur%27an_%28theory%29
., there is no trace of any of his great expeditions to the North or to the South, whereas the Qur'an makes an explicit mention of his third expedition. However some historians do verify the probability of such a voyage.
…., tidak ada catatan tentang ekspedisi besarnya ke utara atau ke selatan, sementara Al-Qur’an menyetakan adanya ekspedisi ketiga. Namun beberapa ahli sejarah membuktikan kemungkinan terjadinya ekspedisi tersebut.

• Tidak ada catatan ataupun kisah bahwa raja cyrus membangun gerbang besi yang sangat besar


Teori inipun muncul belakangan di pertengahan abad 20, tampaknya setelah terjadi polemik antara Kristen Islam. Yang mengusung teori ini antara lain adalah Abu al Kalam Aazad (1888 – 1958), Maududi (1903 – 1979) dan Allameh Tabatabaei (1892 – 1981).


III. KISAH DZUL-KARNAIN


III.1. LATAR BELAKANG


Kisah ini muncul sebagai akibat dari pertanyaan yang diajukan oleh kaum Quraish Mekkah yang ingin menguji kenabian Muhammad SAW. Dikisahkan kaum Quraish mengutus Uqbah bin abi Muait dan Nadr bin al Harits untuk menjumpai rabi Yahudi yang kemudian menyarankan untuk mengajukan 3 pertanyaan kepada Muhamamd SAW.
Sumber :
Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua
Muhammad bin Yasar bin Ishaq
Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 1, halaman 201 - 202
Ketika Nadr mengatakan hal tersebut kepada mereka, mereka mengirim dia dan Uqbah bin Abu Muait kepada pendeta Yahudi di Medinah ……. Sang pendeta berkata, “Ajukanlah pertanyaan kepadanya tentang 3 hal yang akan kami jelaskan kepada kalian, jika dia memberikan jawaban yang benar, maka dia memang seorang nabi, tetapi jika dia tidak dapat menjawabnya dengan benar, maka dia adalah seorang bajingan…… Tanyakan kepadanya tentang ANAK-ANAK MUDA YANG MENGHILANG dimasa lalu ….. kedua, tanyakanlah kepadanya tentang LAKI-LAKI PENGEMBARA AGUNG yang telah mencapai negeri timur dan negeri barat. TANYAKANLAH KEPADANYA TENTANG ROH. Jika mampu menjawab dengan benar maka ikutlah dia karena dia adalah seorang nabi. Jika tidak dapat, maka dia adalah seorang penipu, maka perlakukanlah dia seperti apa yang kalian kehendaki”.


Ketiga pertanyaan kemudian disampaikan kepada Muhammad oleh Nadr dan Uqbah, dan Muhammad menjawab, “Aku akan memberikan jawabannya besok” (hal 202).


Ternyata Muhammad SAW tidak dapat menjawab sesuai waktu yang dijanjikannya sendiri dan baru dapat menjawab setelah lebih dari 15 hari.
Jawaban Muhammad adalah :
1. Tentang orang muda yang menghilang dimasa lalu terjawab dengan sura Al-Kahfi yang menceritakan beberapa pemuda tertidur selama ratusan tahun (QS 18 : 9 – 26)
2. Tentang pengembara terjawab dengan ayat-ayat tentang Zulkarnain yang mencapai tempat matahari terbenam di lumpur hitam (QS 18 : 83 – 101).
3. Sementara tentang roh, Muhammad SAW tidak dapat menjawab dan hanya mendapatkan wahyu bahwa roh adalah diluar jangkauan pikiran manusia.
QS 17 : 85 : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah : “Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.


Satu hal yang tidak disadari oleh Muhammad SAW adalah bahwa pendeta Yahudi menjebak Muhammad SAW dengan 3 pertanyaan. Dari 3 pertanyaan, 2 pertanyaan yaitu tentang pemuda yang tertidur di gua dan Zulkarnain adalah pertanyaan jebakan karena cerita ini jelas adalah legenda yang tidak ada nilai teologisnya sama sekali.
Kisah pengembara yang mencapai tempat matahari adalah legenda tentang kaisar kafir Alexander Agung. Sedangkan cerita tentang pemuda yang tertidur adalah legenda The Seven Sleepers of Efessus. Cerita ini diterjemahkan dalam bahasa Syria oleh James dari Sarug (w. 521 M). Lucunya untuk 2 pertanyaan jebakan ini Muhammad justru bisa menjawab bahkan masuk dalam Al-Qur’an.


Indikasi bahwa Muhammad SAW terjebak pertanyaan rabi Yahudi adalah jelas dari reaksi kaum Quraish Mekah. Rabi Yahudi sudah menyatakan “Jika mampu menjawab dengan benar maka ikutlah dia karena dia adalah seorang nabi. Jika tidak dapat, maka dia adalah seorang penipu, maka perlakukanlah dia seperti apa yang kalian kehendak”.
Kenyataan bahwa kaum Quraish Mekah tetap tidak mengikuti Muhammad SAW sehingga akhirnya harus ditundukkan dengan kekuatan bersenjata hanya dapat dijelaskan bahwa : Jawaban Muhammad SAW salah


Jika memang Muhammad SAW mendapat wahyu ilahi, dia seharusnya dapat menyatakan bahwa cerita Seven Sleepers dan Dzulkarnain hanyalah sekedar legenda, bukannya malah menganggap itu adalah kenyataan sejarah.
Dan akibatnya nasib Uqbah yang mengajukan pertanyaan menjadi jelas, yaitu harus dihukum mati saat tertawan dikemudian hari.
Sumber :
Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua
Muhammad bin Yasar bin Ishaq
Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 2, halaman 122
Disaat Rasulullah sedang berada di Irqul Zabya, Uqbah terbunuh. Dia ditangkap oleh Abdullah bin Salimah, salah seorang keluarga bani Ajlan.
Ketika Rasulullah memerintahkan untuk membunuhnya, dia berkata, “Tetapi siapa yang akan mengasuh anakku wahai Muhammad?”. “Neraka, “jawab Rasulullah, dan Asim bin Thabit bin Abul Aqlah al Anshari membunuhnya …..


III.2. LEGENDA KUNO PSEUDO CALLISTHENES


Cerita tentang Dzulkarnain ternyata memiliki kesamaan yang sangat menyolok dengan kisah serupa dalam buku Pseudo Callesthenes
Sumber :
Encyclopedia Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Callisthenes
A quantity of the more legendary material coalesced into a text known as the Alexander Romance, the basis of all the Alexander legends of the middle ages, originated during the time of the Ptolemies, but in its present form belongs to the 3rd century AD. Its author is usually known as pseudo-Callisthenes, although in the Latin translation by Julius Valerius Alexander Polemius (beginning of the 4th century) it is ascribed to a certain Aesopus; Aristotle, Antisthenes, Onesicritus and Arrian have also been credited with the authorship
Sejumlah material legenda menyatu dalam satu teks yang dikenal sebagai Roman Alexander, yang menjadi dasar dari legenda Alexander di abad pertengahan, berasal dari era dinasi Ptolemi, namun bentuk yang sekarang berasal dari abad ke 3 Masehi. Pengarangnya biasa dikenal sebagai Pseudo Callistenes, meskipun dalam terjemahan Latinnya oleh Julius Valerius Alexander Polemius (awal abad ke 4) tulisan itu dinisbatkan kepada Aesopus ; Aristoteles, Antisthenes, Onesicritus and Arrian juga dinyatakan sebagai pengarangnya


Dinasti Ptolemi sendiri adalah dinasti penguasa di wilayah Mesir setelah meninggalnya Alexander Agung. Ptolemy sendiri adalah seorang Macedonia, jendral dalam angkatan perang Alexander Agung. Setelah meninggalnya Alexander, dia ditunjuk sebagai penguasa Mesir dan mendirikan dinasti kekuasaannya sendiri yang berlangsung dari 305 SM – 30 SM.


Cerita tentang legenda Alexander Agung ini sudah berkembang sekitar 1 abad setelah kematiannya.
Sumber :
Encyclopedia Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great
In the first centuries after Alexander's death, probably in Alexandria, a quantity of the more legendary material coalesced into a text known as the Alexander Romance, later falsely ascribed to the historian Callisthenes and therefore known as Pseudo-Callisthenes.
Dalam abad-abad pertama setelah kematian Alexander, sangat mungkin di Alexandria, sejumlah cerita-cerita legenda menyatu menjadi satu text yang dikenal sebagai Roman Alexander, kemudian dengan salah dinisbatkan kepada ahli sejarah Callisthenes dan oleh sebab itu disebut sebagai Pseudo Callistehnes


Jadi cerita-cerita legenda tentang Alexander telah beredar sejak abad ke 2 SM.


III.3. KESAMAAN CERITA


III.3.1. MENCAPAI TEMPAT MATAHARI TERBENAM


a) Menurut Al-Qur’an
Al-qur’an memulai kisah dengan menyebutkan bahwa Dzul-karnain pergi kearah barat hingga mencapai tempat terbenamnya matahari yaitu didalam laut yang berlumpur hitam.
QS 18 : 86 :
Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam [887] di dalam laut yang berlumpur hitam,
018.086 Hatta itha balagha maghriba al shshamsi wajadah a taghrubu ....
018.086 Until, when he reached the setting of the sun, he found it set in a spring of murky water ....


Terlihat bahwa terjemahan bahasa Indonesia telah mengalami sedikit modifikasi. Terjemahan Yusuf Ali jelas menggunakan kata found yang berarti “menemukan”.
Ayat ini berarti Dzulkarnain berjalan kearah ujung paling barat dari bumi yang bisa dia jelajahi dan menemukan tempat tenggelamnya matahari.
Sumber :
Tafsir Ibn Kathir
http://www.theholybook.org/en/a.47040.html
(Until, when he reached the setting place of the sun,) means, he followed a route until he reached the furthest point that could be reached in the direction of the sun's setting, which is the west of the earth.
….. berarti dia mengikuti rute hingga mencapai tempat terjauh yang dapat dicapainya diarah matahari terbenam, yaitu dibagian barat dari bumi


Ibn Kathir menyatakan bahwa Dzulkarnain hanya “melihat” tempat terbenamnya matahari.
Sumber :
Tafsir Ibn Kathir
http://www.theholybook.org/en/a.47041.html
(he found it setting in a spring of Hami'ah) meaning, he saw the sun as if it were setting in the ocean. This is something which everyone who goes to the coast can see: it looks as if the sun is setting into the sea but in fact it never leaves its path in which it is fixed.
… berarti, dia melihat seolah-olah matahari terbenam dalam lautan. Ini adalah sesuatu yang dapat dilihat siapa saja saat pergi ke laut ; terlihat seolah-olah matahari terbenam dalam laut, namun sesungguhnya matahari tidak pernah meninggalkan lintasannya yang telah ditetapkan


Namun Ibn Kathir tampaknya sudah semakin menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan cerita Dzulkarnain ini dan sangat mungkin Muhammad SAW telah tertipu dengan kisah Dzulkarnain ini sehingga sedapat mungkin melakukan pembelaan, terbukti dia menuliskan hal-hal sebagai berikut.
Sumber :
Ibid
Most of these stories come from the myths of the People of the Book and the fabrications and lies of their heretics.
Kebanyakam cerita datang dari legenda kaum Ahli Kitab dan rekaan dan penipuan dari bidah-bidah mereka.


Namun satu hal yang sangat krusial adalah penggunaan kata wajadah yang berarti menemukan, bukan melihat.
Sebagai perbandingan diberikan ayat berikut saat Ibrahim melihat matahari terbit. :
QS 6 : 78 :
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit
006.078 Falamma ra’a alshshamsa bazighatan …….
006.078 When he saw the sun rising in splendour, ……..


Kalau yang dimaksud memang hanya melihat, seharusnya dituliskan dengan kata ra’a, bukannya wajadah. Lagipula kalau hanya untuk melihat matahari terbenam toh tidak perlu harus berjalan jauh-jauh kearah barat.


Dilokasi ini dia tampaknya menghukum orang.
QS 18 : 87 :
Berkata Dzulkarnain: "Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.


Dan menurut Muhammad SAW, saat terbenam matahari bersujud dibawah tahta Aulloh.
Sumber :
Sahih Bukhari Volume 6, Book 60, Number 326:
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamental ... bukhari/06 0.sbt.html#006.060.326
Narrated Abu Dharr:
Once I was with the Prophet in the mosque at the time of sunset. The Prophet said, "O Abu Dharr! Do you know where the sun sets?" I replied, "Allah and His Apostle know best." He said, "It goes and prostrates underneath (Allah's) Throne; …
Suatu saat aku sedang bersama dengan Rasulullah di mesjid saat matahari terbenam. Rasulullah berkata, “O Abu Dharr! Tahukah kamu kemana matahari terbenam”? Aku menjawab, “Aulloh dan Rasullnya yang paling tahu.” Dia berkata, “Matahari pergi bersujud dibawah tahta Aulloh ; …


b) Menurut Pseudo Callisthenes
Alexander Agung berkeinginan untuk mengetahui ujung dunia tempat matahari terbenam dan terbit yang berarti adalah tempat terjauh di barat dan di timur.
Sumber :
A Christian Legend Concerning Alexander
The Syriac Version of the Pseudo-Callisthenes.
Translated by E.A. W. Budge, 1889, halaman 145.
http://www.answering-islam.org/Books/Bu ... xander.htm
"This thought has arisen in my mind, and I am wondering what is the extent of the earth, and how high the heavens are, …... Now this I desire to go and see, upon what the heavens rest, and what surrounds all creation."
“Hal ini telah muncul dalam pikiranku, dan aku bertanya-tanya sampai sejauh mana batasan bumi, dan seberapa tingginya langit ….. Sekarang aku berkehendak untuk pergi dan melihat, apa yang menyokong langit, dan apa yang mengelilingi seluruh mahluk ciptaan”


Dan gambaran dunia pada waktu itu dijelaskan oleh kaum terpelajar Alexander Agung adalah dataran yang dikelilingi dengan lautan yang berbau dan beracun. Tampaknya karena laut in berbau dan beracun sehingga diasumsikan seperti lautan lumpur hitam dalam QS 18 : 86
Sumber :
Ibid, halaman 145
"……., and what surrounds the earth, the terrible seas which surround the world will not give thee a passage3; because there are eleven bright seas, on which the ships of men sail, and beyond these there is about ten miles of dry land, and beyond these ten miles there is the foetid sea, Okeyanos (the Ocean), which surrounds all creation. …. Its waters are like poison and if men swim therein, they die at once; ……"
“ ……, dan apa yang mengelilingi bumi, lautan yang mengerikan yang mengelilingi bumi tidak akan memberikan jalan kepadamu ; karena ada 11 lautan tenang dimana kapal berlayar, dan diseberang 11 lautan itu ada daratan selebar 10 mil, diseberang daratan itu ada laut yang berbau, Okeyanos, yang mengelilingi semua mahluk ciptaan. ….Airnya seperti racun dan jika orang berenang akan langsung meninggal ”


Gambaran dunia diera Alexander Agung tampaknya masih seperti apa yang diutarakan oleh Homer (hidup sebelum abad 9 SM). Menurut Homer, bumi adalah berbentuk lingkaran yang datar, dikelilingi gunung-gunung, dan kemudian dikelilingi oleh lautan. Matahari terbit dari bawah bumi, beredar disepanjang cekungan langit.
Dikutip dari Encyclopedia Wikipedia


Dan Alexander berhasil mencapai lokasi terbenamnya matahari dan meminta orang-orang yang berdosa untuk pergi mendekati laut yang berbau tersebut. Hukuman yang tampaknya disinggung dalam QS 18 : 88
Sumber :
Ibid, halaman 147 - 148
And they put ships to sea and sailed on the sea four months5 and twelve days, and they arrived at the dry land beyond the eleven bright seas. And Alexander and his troops encamped, and he sent and called to him the governor who was in the camp, and said to him, "Are there any men here guilty of death?" They said to him, "We have thirty and seven men bends who are guilty of death." And the king said to the governor, "Bring hither those evil doers." "If it be tree as they say, that everyone who comes near the fetid sea dies, it is better that these who are guilty of death should die" and when they had gone, and had arrived at the shore of the sea, they died instantly.
Dan mereka berlayar selama 4 bulan 12 hari, dan mencapai tanah kering diseberang 11 laut yang tenang. Alexander dan prajuritnya berkemah dan dia memanggil gubernur yang berada di kamp, dan berkata kepadanya, “Apakah ada diantara kita yang bersalah dengan ancaman hukuman mati?” Mereka berkata, “Ada 37 orang yang bisa dijatuhi hukuman mati.” Sang raja berkata kepada gubernur, “Bawa kemari pelaku-pelaku kejahatan tersebut. Jika memang benar yang mereka katakan, bahwa siapapun yang mendekati laut berbau itu akan mati, maka lebih baik mereka yang harus menjalani hukuman matilah yang harus mati”, dan saat mereka telah pergi dan mencapai dekat laut mereka langsung meninggal.


So the whole camp mounted, and Alexander and his troops went up between the fetid sea and the bright sea to the place where the Sun enters the window of heaven
Kemudian seluruh rombongan pergi, dan Alexander dan pasukannya mencapai antara lautan yang berbau dengan lautan yang tenang, ketempat dimana matahari memasuki jendela langit.


Sekalipun tidak menuliskan bahwa matahari masuk ke laut yang berbau namun dengan mengikuti gambaran Homer tentang bumi, dapat diasumsikan bahwa matahari memang masuk kedalam lautan yang berbau tersebut. Dan gambaran tentang matahari yang terbenam adalah sesuai dengan gambaran dalam hadis sahih Bukhari dimana matahari sujud dibawah tahta Aulloh.
Sumber :
Ibid, halaman 148
And when the sen enters the window of heaven, he straightway bows down and makes obeisance before God his Greater; and he travels and descends the whole night through the heavens, until at length he finds himself where he rises.
Dan saat matahari memasuki jendela langit, dia segera sujud dan patuh dihadapan Tuhan ; dan dia begerak dan turun melalui langit sepanjang malam, hingga batasan waktu dimana matahari terbit kembali


III.3.2. MENCAPAI TEMPAT MATAHARI TERBIT


a) Menurut Al-Qur’an
Alexander berjalan menuju timur hingga menjumpai tempat terbit matahari dan menemui segolongan umat manisia yang tidak mampu berlindung dari cahaya matahari.
QS 18 : 90 :
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari [890] itu,


Menurut Ibn Kathir, kaum yang mendiami tampat terbitnya matahari tidak memiliki apapun untuk berlindung dari sinar matahari.
Sumber :
Tafsir Ibn Kathir
http://www.theholybook.org/en/a.47042.html
(for whom We (Allah) had provided no shelter against the sun.) meaning, they had no buildings or trees to cover them and shade them from the heat of the sun. Qatadah said, "It was mentioned to us that they were in a land where nothing grew, so when the sun rose they would go into tunnels until it had passed its zenith, then they would come out to go about their daily lives and earn themselves a living.''
………. Berarti, mereka tidak memiliki bangunan atau tanaman untuk melindungi diri mereka dari panas matahari. Qatadah berkata, “Dikatakan kepada kami bahwa mereka berada di tanah dimana tidak ada tanaman yang tumbuh, maka saat matahari terbit mereka akan pergi ke saluran-saluran hingga matahari telah mencapai titik puncaknya dan mereka kemudian akan keluar dari saluran dan melakukan kegiatan sehari-hari…


Ini jelas mengindikasikan bahwa kondisi saat matahari terbit adalah sangat dekat dengan bumi sehingga panasnya sangat membakar, mengakibatkan tanamanpun tidak dapat hidup dan penduduknya tidak bisa beraktifitas. Setelah matahari semakin “tinggi”, yang mengindikasikan jaraknya dari bumi semakin jauh barulah panasnya berkurang dan penduduk ditempat terbitnya matahari bisa melakukan aktifitas sehar-hari. Jadi bayangan Muhammad SAW tentang dunia adalah mirip dengan gambaran Homer. Sebuah daratan yang rata, diselimuti dengan langit yang berbentuk kubah, dan matahari terbit dari sisi timur dan terbenam di sisi barat mengikuti lintasan kubah langit untuk kemudian terbenam dan berjalan dibawah tahta Aulloh.


b) Menurut Pseudo Callisthenes
Gambaran yang hampir sama dapat dijumpai disini.
Sumber :
A Christian Legend Concerning Alexander
The Syriac Version of the Pseudo-Callisthenes.
Translated by E.A. W. Budge, 1889, halaman 148.
http://www.answering-islam.org/Books/Budge/alexander.htm
The place of his rising is over the sea, and the people who dwell there, when he is about to rise, flee away and hide themselves in the sea, that they be not burnt by his rays; and he passes through the midst of heaven to the place where he enters the window of heaven; and wherever he passes there are terrible mountains, and those who dwell there have caves hollowed out in the rocks, and as soon as they see the Sun passing [over them], men and birds flee away from before him and hide in the caves.
Tempat terbitnya matahari adalah diatas laut, dan orang-orang yang tinggal disana, saat matahari akan terbit, lari dan menyembunyikan diri mereka di laut, agar mereka tidak terbakar oleh sinar matahari …. Dan dimana matahari melewati gunung-gunung, mereka yang tinggal disana mendiami gua-gua yang dilubangi di batuan, segera setelah mereka melihat matahari melalui diatas mereka, manusia dan dan burung-burung lari dari hadapan matahari dan berlindung dalam gua.


Jadi terlihat kesamaan kisah Al-Qur’an dan Pseudo Callisthenen dimana Aulloh belum menjadikan sesuatu untuk melindungi orang-orang yang hidup ditempat matahari terbit, mereka belum membangun rumah, jadi harus berlindung dalam saluran, atau laut atau masuk gua saat matahari terbit


III.3.3. EKPEDISI KETIGA


A. Pergi Mencapai Wilayah Pegunungan


a) Menurut Al-Qur’an
QS 18
[92] Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).
[93] Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, …..


Menurut Ibn Kathir.
Sumber :
Tafsir Ibn Kathir
http://www.theholybook.org/en/a.47043.html
(Then he followed (another) way) meaning, he traveled from the east of the earth until he reached a place between the two mountains which were next to one another with a valley in between,
….. berarti dia berjalan dari sisi timur bumi hingga mencapai lokasi diantara dua gunung dengan sebuah lembah diantaranya, ..


b) Menurut Pseudo Calisthenes
Sumber :
http://www.answering-islam.org/Books/Budge/alexander.htm
Halaman 149
"Let us go forth by the way to the north"; and they came to the confines of the north, and entered Armenia and Adarbaijan and Inner Armenia. …. and he went and passed mount Musas and entered a plain which is Bahi-Lebta, and he went and encamped by the gate of the great mountain.
“Mari kita pergi kearah utara” ; dan mereka mencapai perbatasan dengan wilayah utara dan memasuki Amnenia dan Azerbaijan dan Armenia Dalam …. Dan dia pergi melalui gunung Musas dan masuk dataran Bahi Lepta, dan dia berkemah di pintu masuk gunung yang tinggi.


B. Bertemu Penduduk Yang Menginformasikan Tentang Yajuj (Gog) dan Majuj (Magog)
a) Menurut Al-Qur’an
Dilaporkan bahwa Dzulkarnain bertemu penduduk setempat yang menceritakan tentang kaum Gog dan Magog yang membuat kerusakan dimuka bumi.
QS 18
[93] Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan [891].
[94] Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj [892] itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, ….


Tafsir Ibn Kathir
http://www.theholybook.org/en/a.47043.html
………, from which Ya'juj and Ma'juj (God and Magog) will emerge into the land of the Turks and spread mischief there, destroying crops and people. Ya'juj and Ma'juj are among the progeny of Adam, peace be upon him, as was recorded in the Two Sahihs;
………… , dari mana Yajuj dan Majuj (Gog dan Magog) akan muncul ke wilayah Turki dan menyebarkan kekacauan disana, menghancurkan panen dan orang-orang ……


b) Menurut Pseudo Calisthenes
Cerita yang sama dijumpai disini.
Sumber :
http://www.answering-islam.org/Books/Budge/alexander.htm
Halaman 149, 150,151
When the people of the country heard what the heralds of peace were proclaiming, they were not afraid, and they chose three hundred aged3 men, who went into Alexander's presence as soon as he had encamped in the country…
Ketika penduduk desa mendengar pengumuman damai, mereka tidak lagi ketakutan, dan mereka memilih 300 orang laki-laki, yang menemui Alexander segera setelah dia berkemah …..


The natives of the land said, "They are the Huns." He said to them, "Who are their kings?" The old men said: "Gog2 and Magog ….”
Penduduk asli desa itu berkata, “Mereka adalah orang-orang Huns.” Dia bertanya, “Siapa raja-raja mereka?” Si orang tua menjawab, “Gog dan Magog ……”


…. and the terror of the Huns is fearful upon all creatures that see them, for they are no lovers of mankind. When they go forth to war, they fetch a pregnant woman, and pile up a fire, and bind her in front of the fire, and cook her child within her, and her belly bursts open and the child comes forth roasted……
…. Dan terror yang diakibatkan oleh orang-orang Hun adalah sangat menakutkan bagi setiap ciptaan yang melihat mereka. Ketika mereka pergi berperang, mereka mengambil wanita hamil, menyalakan api dan mengikat wanita itu didepan api, dan membakar anak dalam kandungan wanita tersebut, dan perutnya terbelah dan bayi dalam kandungannya terpanggang ….


C. Membuat Gerbang Besi
a) Menurut Al-Qur’an
Dzulkarnain kemudian tergerak untuk membuat gerbang /dinding besi super besar untuk mengurung kaum Gog dan Magog. Gerbang demikian kokoh sehingga tidak ada yang bisa mendaki maupun membuat lubang dibawahnya.
QS 18
[95] Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
[96] berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu".
[97] Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.


b) Menurut Pseudo Calisthenes
Sumber :
http://www.answering-islam.org/Books/Budge/alexander.htm
halaman 153
The king said, "Let us make a gate of brass and close up this breach." … And Alexander commanded and fetched three thousand smiths, workers in iron, and three thousand men, workers in brass.
Sang raja berkata, “Marilah kita buat pintu dari kuningan dan menutup ketidak benaran ini” … Dan Alexander memerintahkan dan mengambil 3000 tukang besi, bekerja membuat besi, dan 3000 laki-laki, bekerja membuat kuningan.


Then they brought it and made a gate, the length of which was twelve cubits and its breadth eight cubits1. And he made a lower threshold from mountain to mountain, …
Kemudian mereka membawanya dan membuat sebuah gerbang, panjangnya 12 cubits dan lebarnya 8 cubits. Dan dia membuat ambang bawahnya dari gunung ke gunung …


Dari versi terjemahan sumber Cod B dilaporkan bahwa orang tidak akan bisa melewati gerbang tersebut.
Sumber :
Pseudo-Callisthenes Cod. B
Carl Muller
Bab 29, halaman 112
……. And having done this I finished the construction by putting mixed tin and lead over the stones, and smearing .... over the whole, so that no one might be able to do anything against the gates. I called them the Caspian Gates.
…. Dan setelah melaksanakan pekerjaan, aku menyelesaikan konstruksi dengan menaruh campuran timah dan timah hitam diatas batu, dan melumurnya … diseluruh bagian, sehingga tidak ada orang yang akan dapat melakukan sesuatu terhadap gerbang itu. Aku menamakannya gerbang Kaspia.


Cerita tentang keberadaan gerbang Alexander ini juga sudah muncul di abad ke 1 oleh sejarawan Yahudi Flavius Josephus.
Sumber :
The Wars of the Jews,
Flavius Josephus
Buku VII, chapter 7
"a nation of the Alans, whom we have previously mentioned elsewhere as being Scythians," travelled through "a passage which King Alexander [the Great] shut up with iron gates"
“satu bangsa dari Alans, yang telah kita sebut sebelumnya sebagai kaum Scythian, melintasi sebuah lorong yang telah ditutup oleh Alexander Agung dengan gerbang besi


Kaum Scythian ini sendiri adalah orang Magog
Sumber :
The Antiquities of the Jews,
Flavius Josephus
Buku I, chapter 6
Magog founded those that from him were named Magogites, but who are by the Greeks called Scythians
… Magog menurunkan darinya bangsa Magog, yang dikenal oleh orang Yunani sebagai Scythian


Jadi cerita tentang gerbang Alexander ini sudah beredar dikalangan orang-orang Yahudi diabad ke 1 masehi.


D. Gerbang Besi Akan Dihancurkan Aulloh Di Akhir Jaman
a) Menurut Al-Qur’an
Menurut Al-Qur’an gerbang Dzulkarnain akan terus berdiri untuk mencegah orang-orang Gog dan Magog dari menyerang dan menyebar kerusakan kewilayah lain dimuka bumi. Gerbang itu baru akan dihancurkan oleh Aulloh sendiri diakhir jaman setelah Dajjal muncul.
QS 18 :
[98]
Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar".
[99]
Kami biarkan mereka di hari itu [893] bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi [894] sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya,
[893] Maksudnya: Di hari kehancuran dunia yang dijanjikan oleh Allah.


Menurut Ibn Kathir.
Sumber :
Tafisr Ibn Kathir
http://www.theholybook.org/en/a.47044.html
(We shall leave some of them) meaning mankind, on that day, the day when the barrier will be breached and these people (Ya'juj and Ma'juj) will come out surging over mankind to destroy their wealth and property.
…. Berarti manusia, pada hari itu, hari saat gerbang akan dilalui dan orang-orang itu (Yajuj dan Majuj) akan keluar bagai gelombang memusnahkan kemakmuran manusia


(We shall leave some of them to surge like waves on one another;) As-Suddi said: "That is when they emerge upon the people.'' All of this will happen before the Day of Resurrection and after the Dajjal
…. …. Itu semua akan terjadi sebelum Hari Kebangkitan dan setelah Dajjal muncul


b) Menurut Pseudo Calisthenes
Sumber :
http://www.answering-islam.org/Books/Budge/alexander.htm
Halaman 154
and the sins of mankind shall mount up and shall cover the heavens, and the Lord will stir up in His anger the kingdoms that lie within this gate; for when the Lord seeks to slay men he sends men against men, and they destroy one another. …… And the Lord shall send His sign from heaven and a voice shall call on this gate, and it shall be destroyed and fall at the beck of the Lord
…. Dan kejahatan manusia akan meningkat dan menutupi langit, dan Tuhan akan memuncak kemarahannya terhadap bangsa yang berdiam didalam gerbang ; dan saat Tuhan berkehendak memusnahkan manisia Dia akan membuat manusia saling berhadapan dan saling menghancurkan …. Dn Tuhan akan mengirimkan tandanya dari langit dan sebuah suara akan memangil gerbang tersebut, dan gerbang akan dimusnahkan dan jatuh mengikuti seruan Tuhan



PERMASALAHAN DENGAN CERITA GERBANG BESI
a) Dimanakah Gerbang Besi Dzulkarnain
Gerbang besi yang dibangun oleh Dzul-karnain (Alexander Agung) tersebut haruslah sangat besar karena mampu menutup jalan bangsa Gog dan Magog dari memasuki wilayah Asia. Gerbang ini membentang dari antara 2 gunung, sedemikian tinggi sehingga tidak ada orang yang bisa memanjatnya dan tidak bisa membuat lubang didalamnya. Abdullah Yusuf Ali dalam tafsirnya menyatakan bahwa gerbang itu ada di Derbent di Asia Tengah.
Sumber :
Gog and Magog and the Iron Gates in Noble Verses 18:83-110:
http://www.answering-christianity.com/iron_gates.htm
"We now come to the Iron Gate which corresponds exactly to the Quranic description, and has the best claim to be connected with Alexander's story. It is near another Derbend in Central Asia, Hissar District, about 150 miles southeast of Bukhara. A very narrow defile, with overhanging rocks, occurs on the main route between Turkestan and India: latitude 38 degrees N; longitude 67 degrees E. It is now called in Turkish-Buzghol Khana (Goat- house), but was formerly known as the Iron Gate (Arabic, Bab al Hadid; Persian, Dar-i-ahani; Chinese Tie-men-kuan). There is no iron gate there now, but there was one in the seventh century, when the Chinese traveler Hiouen Tsiang saw it on his journey to India. He saw two folding gates cased with iron hung with bells. Nearby is a lake named Iskandar Kul, …..
“Kita sekarang sampai pada Gerbang Besi yang terkait dengan gambaran Qur’an dan paling dapat dihubungkan dengan cerita Alexander. Lokasinya dekat dengan Derbend di Asia Tengah, distrik Hissar, sekitar 150 mil sebelah Tenggara Bukhara. Sebuah jurang yang sempit, dengan batu karang yang menjorok, terdapat dilintasan antara Turkmenistan dengan India. 38 derajat LU, 67 derajat LS. Sekarang disebut sebagai Turkish Buzghol Khana, namun sebelumnya dikenal dengan sebutan Gerbang Besi. Sekarang sudah tidak terdapat gerbang besi tersebut, namun keberadaan gerbang besi tersebut ada di abad ke 7 M, ketika penjelajah Cina Hyun Chang melihatnya dalam perjalanan ke India. Di amelihat dua daun pintu gerbang besi dengan lonceng diatasnya. Didekat lokasi terdapat sebuah danau yang bernama Iskandar Kul, …..


Pendapat Yusuf Ali ini tampaknya mengutip dari sejarawan besar Islam ibn Jarir at Tabari yang hidup sekitar abad 10 M.
Sumber :
Cyrus the Great in the Qur'an
http://en.wikipedia.org/wiki/Cyrus_the_ ... 8theory%29
Ibn Jarir Tabari and Ibn Kathir have recorded the event, ….: when after the conquest of Azerbaijan, Umar sent Suraqah bin `Amr, in 22 A.H. (643CE) on an expedition to Derbent,……., Shehrbaz informed him that he had already gathered full information about the wall built by Dhul-Qarnain, through a man, ….. (Tabari, Vol. III, pp. 235-239; Al-Bidayah wan-Nihayah, Vol. VII, pp. 122-125, and Mu'jam-ul-Buldan, under Bab-ul-Abwab: Derbent).
Ibn Jarir Tabari dan Ibn Kathir telah mencatat kejadian ini …. ; setelah penaklukkan Azerbaijan, Umar mengirim Suraqah bin Amr di tahun 22 H (643 M) dalam ekspedisi ke Derbent, ….. Sherhbaz menginformasikan bahwa dia telah berhasil mengumpulkan informasi lengkap tentang dinding yang dibangun oleh Dzulkarnain, melalui seorang laki-laki ….


Uniknya, legenda tentang gerbang Alexander ini muncul dibanyak belahan bumi dan diakui tidak lebih dari sebangsa dongengan peri khayalan.
Sumber :
Alexander's Gate, Gog and Magog, and the enclosed nations,
Andrew Runni Anderson,
The Medieval Accademy of America, Cambridge, Massachusetts, 1932, halaman 103,104.
http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_ ... 8Theory%29
"The gate itself had wandered from the Caspian Gates to the pass of Dariel, from the pass of Dariel to the pass of Derbend, as well as to the far north; nay, it had travelled even as far as remote eastern or north-eastern Asia, gathering in strength and increasing in size as it went, and actually carrying the mountains of Caspia with it. Then, as the full light of modern day come on, the Alexander Romance ceased to be regarded as history, and with it Alexander's Gate passed into the realm of fairyland."
“(Legenda) Gerbang itu sendiri telah berkeliling dari Gerbang Kaspia ke terusan Dariel, dari terusan Dariel ke terusan Derbend (yang diklaim oleh Yusuf Ali), begitu juga kearah utara, gerbang itu telah berkelana hingga sejauh Asia Timur dan Asia Asia Timur Laut, semakin bertambah kuat dan bertambah besar, dan bahkan membawa pergunungan Kaspia didalamnya. Kemudian saat era modern datang, Roman Alexander meredup sebagai catatan sejarah, dan sejalan dengannya Gerbang Alexander akhirnya menjadi legenda tanah peri.


b) Tidak Dapat Dirobohkan
Permasalahan serius adalah karena menurut Al-Qur’an dan tafsir, gerbang tersebut akan terus bertahan hingga akhir jaman setelah Dajjal datang dan dihancurkan oleh Aulloh sendiri. Sementara menurut Yusuf Ali gerbang yang dimaksud sudah “There is no iron gate there now” alias sudah musnah.
Jadi apakah Al-Qur’annya salah?. Pasti salah.
Karena diabad ke 1 masehi saja sejarawan Yahudi yaitu Josephus Flavius sudah menuliskan bahwa “kaum Scythian, melintasi sebuah lorong yang telah ditutup oleh Alexander Agung dengan gerbang besi” sesuai kutipan di III.3.3. C b) diatas.
Karena gerbang Alexander ini memang tidak lebih hanyalah dongengan belaka.
Katakanlah klaim Al-Qur’an benar dimana gerbang tersebut masih berdiri. Konsekuensinya tentu saja lokasinya bukan di Darbent. Terus dimanakah konstruksi super besar gerbang besi Dzul-karnain alias Alexander Agung tersebut. Dijamin sampai botak juga tidak akan ketemu. Mungkin ketemunya didunia peri dan jin sana.


c) Gerbang Yang Tidak Mampu Dilewati
Kisah dari Al-Qur;an dan Pseudo Callisthenes diatas menyatakan bahwa bangsa Gog dan Magog tidak akan dapat melewati gerbang besi tersebut sehingga tidak dapat menyerang ke wilayah Asia. Pada saat akhir jaman gerbang akan dimusnahkan oleh Aulloh, dan barulah bangsa Gog dan Magog dapat menyerbu ke wilayah Asia.
Gambaran ini adalah gambaran peperangan primitive yang mungkin hanya terjadi sebelum abad ke 20. Dengan teknologi modern pesawat tempur maka tidak ada lagi batasan yang dapat dibuat manusia. Inggris dapat menyerang kepulauan Malvinas di Argentina yang jaraknya ribuan km, Indonesia dapat menyerbu Papua yang terpisahkan lautan luas dan Amerika dapat menyerang Irak yang jaraknya ribuan km.
Jadi, ada ataupun tidak ada gerbang Dzul-karnain, orang Gog dan Magog saat inipun dapat menyerang ke Asia.


III.3. PEMBELAAN MUSLIM


Menyadari begitu mencoloknya kesamaan cerita antara Pseudo Calisthenes dengan Al-Qur’an, maka muslim harus membuat pembelaannya. Salah satu disini dikutip dari situs Islamic Awareness yang menyatakan bahwa kisah legenda justru mengambil materi dari Al-Qur’an.
Berikut kutipannya.
Now we know that the Qur'ân was completed well before the end of 7th century ……. we also came to know that the Syriac version of the legend is placed between 7th and 9th century ….. ….. then it can be concluded that A Christian Legend Concerning Alexander (manuscript written in 9th century) is based on Islamic sources with some extraneous additions.
Kita mengetahui bahwa Qur’an sudah diselesaikan sebelum akhir abad 7 ….. kita juga sudah mengetahui bahwa versi Siria dari legenda ini berasal dari abad ke 7 atau 9 … Jadi dapat disimpulkan bahwa legenda Kristen tentang Alexander (manuskrip yang ditulis di abad 9) adalah mendasarkan dari tradisi Islam dengan beberapa penambahan.


Namun terlihat bahwa tim Islamic Awareness (IA) hanya membatasi kajian pada versi Syria saja. Padahal legenda Alexander ini sendiri berasal dari Mesir saat dinasti Ptolemic berkuasa (305 SM – 30 SM). Uniknya tim IA cukup berbaik hati untuk mengakui hal tersebut saat mengutip E.A.W. Budge sebagai berikut :
The first book of the history of Alexander according to Pseudo-Callisthenes is certainly of Egyptian origin, and its birthplace was Alexandria. Colonel Yule places the composition of the work as far as back as 200 AD, but there is no doubt that the legends which contained in it were current some hundreds of years before; indeed some of them must have been known within a few years of Alexander's death.
Buku pertama tentang sejarah Alexander menurut PseudoCallisthenes jelas berasal dari Mesir, dari kota Alexandria. Kolonel Yule menempatkan penyusunannya hingga tahun 200 M, namun tidak ada keraguan bahwa kisah-kisah legenda yang ada didalamnya telah ada beberapa ratus tahun sebelumnya ; beberapa materialnya pasti sudah dikenal hanya beberapa tahun setelah meninggalnya Alexander.


Jadi sekalipun versi Syrianya baru ada sekitar abad ke 7 atau 9 masehi, toh cerita legenda Alexander ini pasti sudah muncul hanya beberapa tahun setelah meninggalnya Alexander.
Tim IA tampaknya mengadari bahwa banyak kutipannya yang justru menyerang diri sendiri memutuskan untuk mengedit ulang artikelnya dan menghapuskan banyak material dari artikel awalnya.
http://www.islamic-awareness.org/quran/ ... horned.htm


IV. ALEXANDER YANG RELIGIUS


Satu pertanyaan menarik adalah : dari mana Al-Qur’an mendapatkan ide bahwa Alexander adalah orang saleh?. Tampaknya berasal dari cerita legenda Yahudi dan Kristen.


IV.1. LEGENDA YAHUDI
Orang-orang Yahudi memiliki juga cerita tentang Alexander yang adalah orang percaya dan mendapat bantuan Tuhan untuk menyeberangi laut Pamphylian, kisah yang mirip dengan nabi Musa, pamannya nabi Isa kalau menurut AL-Qur'an
Sumber :
The Medieval Alexander
George Cart
Cambridge University Press, 1956, halaman 126.

"God parted the waters of the Pamphylian sea so that Alexander's troops might pass in pursuit of the Persians."
“Tuhan membelah air laut Pamphylian sehingga pasukan Alexander dapat menyeberanginya untuk mengejar orang-orang Persia”


IV.2. LEGENDA KRISTEN
Orang-orang Kristen juga memiliki cerita legenda dimana Alexander berdoa kepada Tuhan dan akan percaya kepada Mesias.
Sumber :
The History of Alexander the Great Being the Syriac Version of the Pseudo-Callisthenes.
A Christian Legend Concerning Alexander
Diterjemahkan oleh E.A. W. Budge, 1889, halaman 146.

And king Alexander bowed himself and did reverence, saying, "O God, Lord of kings and judges, thou who settest up kings and destroyest their power, I know in my mind that thou hast exalted me above all kings, and thou hast made me horns upon my head, ... I will magnify thy name, O Lord, forever ... and I will write the name of God in the charter of my kingdom, that there may be for Thee a memorial always. And if the Messiah, who is the Son of God, comes in my days, I and my troops will worship Him..."
Dan raja Alexander berlutut dan menyembah, berkata, “O Allah, Tuhan atas raja-raja dan hakim-hakim, engkau telah menjadikan raja-raja dan menghancurkan kuasa mereka, aku tahu bahwa Engkau telah meninggikan aku diatas raja yang lainnya, dan engkau telah membuat (2) tanduk di kepalaku, … aku akan meninggikan namaMu, O Tuhanku, selamanya … dan aku akan menuliskan nama Tuhan dalam piagam kerajaanku, sehingga Engkau akan diingat selalu. Dan jika Mesias, yaitu anak Tuhan, datang dalam jamanku, aku dan pasukanku akan menyembah Dia


Namun bagi Yahudi dan Kristen satu hal telah jelas yaitu cerita Alexander yang religius ini adalah cerita dongengan belaka sehingga tidak muncul dalam Alkitab baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Lain halnya dengan Muhammad SAW, yang terjebak pertanyaan Yahudi sehingga menganggap cerita Alexander yang religius adalah kenyataan sejarah.


V. KESIMPULAN


Dari uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :


1. Nama Zulkarnain berikut variasinya dalam banyak bahasa adalah mengacu kepada Alexander Agung, bukan raja Cyrus dari Persia. Ini dikuatkan dengan pendapat ulama-ulama kuno dan modern yang menyatakan Dzulkarnain adalah Alexander Agung.


2. Kisah legenda Alexander yang terdapat dalam Pseudo Callisthenes sudah muncul sekitar 100 tahun setelah meninggalnya Alexander yang berarti sudah muncul sekitar abad ke 2 SM atau 8 abad sebelum Muhammad SAW.


3. Laporan tentang Gerbang Alexander juga sudah muncul dalam buku Wars of The Jews yang ditulis oleh Yosephus Flavius di abad ke 1 M atau sekitar 500 tahun sebelum Muhammad SAW. Ini mengindikasikan bahwa masyarakat Yahudi cukup familiar dengan cerita Alexander


4. Adanya kesamaan yang sangat mencolok antara kisah dalam Al-Qur’an dengan kisah dalam Pseudo Callisthenes jelas mengindikasikan bahwa Muhammad SAW terjebak dan mencontek cerita-cerita legenda kuno tersebut. Terbukti dengan tuduhan orang-orang Mekah.
QS 25 : 5 :
Dan mereka berkata: "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang."


QS 6 : 25 :
...... Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al-Quraan ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu."


5. Al-Qur’an jelas berada dalam kesalahan besar karena menjadikan Alexander Agung seorang kafir penyembah dewa dan homoseksual (?) sebagai seorang muslim dan bahkan nabi menurut beberapa ulama kuno.


6. Cerita lokasi matahari terbit, matahari terbenam dan matahari bersujud dibawah tahta Aulloh adalah kesalahan ilmu pengetahuan yang sangat serius.


7. Cerita tentang gerbang besi yang sangat besar jelas kesalahan sejarah, karena gerbang tersebut tidak pernah ada dan hanya merupakan kisah dongengan peri dan jin belaka.


 

5 komentar:

Amir mengatakan...

Jika ingin tahu siapa sebenarnya Alexander the Great, sila baca buku yang judulnya "ALEXANDER ADALAH ZULQARNAIN: Pembebas Barat & Timur, Pembina Tembok Yakjuj & Makjuj (Gog Magog)" karya Muhammad Alexander terbit di KualaLumpur Malaysia, Maret 2010.

Amir mengatakan...

Di dalam Qur'an maupun Hadist Nabi MUhammad saw, tidak pernah ada satu teks pun, yang menyebut bahwa Alexander adalah nabi. Di dalam Al Qur'an tidak ada nama Alexander/Iskandar, yang ada hanya nama gelar "Dzulqarnain" yang bermakna: "Dzu" (pemilik), al-Qarnain (dua tanduk) = "Pemilik Dua Tanduk".

Di dalam buku "Alexander adalah Zulqarnain" dijelaskan scr terperinci bahwa Alexander adalah seorang yg benar-benar beriman kepada Allah, monoteisme, dan bukan kafir.
Hanya saja dalam buku-buku karya penulis kuno Yunanni-Roman, ttg kisah Alexander the Great, yaitu Plutarch, Diodorus, Quintus dan Arrian (hidup antara thn 100 SM hingga 200M), dimana para penulis itu adalah kaum pagan/kafir penyembah dewa-dewi yunani, maka karena latar belakang kekafiran penulisnya itulah menjadikan pribadi alexander dicemarkan, dan alexander digambarkan sebgai putra tuhan/dewa zeus dsbg.
Jadi anggapan bahwa alexander adalah anak tuhan/dewa, itu berasal dari pandangan orang lain (para penulis pagan yunani-roman itu), dan bukan perkataan alexander sendiri.
Ini semacam kisah nabi Isa atau oleh orang yunani disebut Jesus, karena yang menulis sejarah ttg Jesus adalah kaum Yunani_Roman yang beragama pagan dewa-dewi, maka pribadi jesus juga diselewengkan oleh mereka sebagai anak tuhan. padahal Jesus sendiri tidak pernah mengatakan dirinya sebagai anak tuhan atau tuhan itu sendiri.
jadi, pribadi Alexander the Great (356-323 SM) dan Jesus (awal abad pertama masehi) sama-sama menjadi korban pencemaran nama baik, bahwa kedua pribadi mulia itu dianggap sebagai anak tuhan/dewa.
maka pada abad 5-6 M, turunlah Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad untuk membersihkan dua pribadi mulia itu dari pencemaran orang-orang yang tidak mengerti monoteisme.

salah satu bukti bahwa alexander adalah orang beriman sejati, adalah dapat diteliti dari silsilah guru-gurunya, yaitu: Aristotles > Plato > Socrates.
Aristoteles adalah seorang beriman krn menemukan teori causa prima, penyebab pertama yang tidak disebabkan lagi, dalam bahasa Islam adalah "Allah yang Awal". Begitu juga Socrates, beliau seorang yang beriman kepada Allah, Socrates dihukum mati oleh penguasa Athena hanya karena Socrates menyebarkan agama baru yang bertentangan dengan agama negara athena (agama dewa-dewi), yaitu socrates menyebarkan keparcayaan bahwa tuhan itu satu. dgn alasan inilah socrates dihukum mati.
jadi berhati-hatilah menuduh Alexander the Great sebagai kafir/pagan. kaji sejarah dg cerdas dan teliti, hati dan fikiran jernih.

sami mengatakan...

nampak penulis blok itu tak paham sejarah dan tak paham Al Qur'an.

sayakuloambu mengatakan...

http://id.wikipedia.org/wiki/Hikayat_Iskandar_Zulkarnain

garjito mengatakan...

apapun keyakinan / akhidah kita, tak seharusnya memprovokasi, tidak akan menjadi lebih baik.

Best viewed on firefox 5+

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

Copyright © Design by Dadang Herdiana